Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Perlu Alat Bantu, Yang Penting Niat

Kompas.com - 22/09/2010, 08:49 WIB

Contohnya adalah rokok rokok elektrik (e-cigarette) dan rokok herbal. Rokok-rokok jenis baru ini dipromosikan bisa menggantikan rokok konvensional yang berbahaya sehingga perokok tetap dapat menikmati proses merokok.

Menurut Elisna, meskipun berbeda dengan rokok biasa, rokok elektrik ini tetap membawa efek bahaya. Memang dalam pelbagai promosi menyebutkan rokok elektrik ini memiliki kelebihan tidak mengeluarkan asap sehingga risiko penyakit karena asap rokok bisa berkurang.

Namun, jangan lupa risiko lain masih tetap ada karena rokok ini tetap berisi nikotin. "Malah, tingkat nikotinnya bisa lebih tinggi daripada rokok biasa," kata Elisna.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah memberikan peringatan sejak Agustus lalu bahwa rokok elektrik berbahaya karena mengandung nikotin yang dihisap langsung oleh tubuh. Selain itu, rokok jenis ini juga menyimpan zat kimia lain kemungkinan berbahaya bagi tubuh. Hingga saat ini, BPOM masih belum mau mengeluarkan izin bagi peredaran rokok elektrik ini.

Selain rokok elektrik, ada juga tawaran rokok herbal untuk sebagai terapi berhenti merokok. Rokok ini konon tidak memiliki zat adiktif dan zat kimia yang berbahaya.

Namun, Elisna juga tidak merekomendasikan rokok ini. "Meskipun promosinya tanpa nikotin, rokok herbal masih berisiko karena tetap ada asap," katanya. (Sanny Cicilia S, Sofyan Nur H)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com