"Penis yang sedang lembek memang bervariasi dari segi ukuran dan sangat bergantung pada setiap pribadi. Apabila penis terkena air atau udara dingin, biasanya mengerut. Itulah fungsi sistem saraf simpatetik," ujar Drogo Montague, MD, seorang urolog dari Cleveland Clinic.
Stres psikologis juga berperan dalam sistem saraf simpatetik, dan stres memiliki efek sama dengan siraman air dingin. Ketika Anda rileks dan merasa baik, Mr P yang tengah lembek tampak lebih besar ketimbang ketika Anda dalam situasi stres.
"Penis seperti sebuah barometer dari sistem saraf simpatetik," ungkap Montague.
3. Tipe Grower atau Shower? Di anatra pria, tak ada hubungan yang konsisten antara ukuran saat lembek dengan panjangnya ketika sedang ereksi penuh. Sebuah riset terhadap 80 pria, peneliti mengungkapkan bahwa penambahan ukuran dari kondisi lembek (flaccid) hingga ereksi sangat luas variasinya, mulai dari seperempat inci hingga 3,5 inci.
Terlepas dari signifikansi klinis data tersebut, tetapi data penelitian bisa dipertimbangkan. Anda dapat berasumsi bahwa Mr P yang tampak besar ketika lembek akan terlihat lebih besar lagi ketika sedang ereksi. Namun, pria yang organ seksnya terlihat kecil justru akan mengejutkan Anda saat berubah pada kondisi ereksi puncak.
Sebuah analisis lebih dari ratusan pengukuran yang dilakukan peneliti seks Alfred Kinsey menunjukkan bahwa Mr P yang pendek ketika lembek cenderung akan memanjang dua kali lebih besar ketimbang yang tampak panjang saat kondisi lembek (flaccid).
Mr P yang tidak banyak memperoleh penambahan panjang ketika ereksi dikenal dengan istilah shower (tipe pamer), sedangkan penis yang bertambah panjang disebut juga tipe grower (tipe mengembang). Ini bukanlah istilah medis dan tidak ada syarat ilmiah untuk kedua kategori tersebut.
Data Kinsey mengindikasikan, kebanyakan Mr P bukanlah tipe shower atau grower yang ekstrem. Sekitar 12 persen penis memperoleh sepertiga atau kurang dari total panjang ketika ereksi dan sekitar 7 persen memanjang dua kali lipat ketika ereksi.
4. Banyak yang tak disunat. Laporan dari dua badan PBB, yakni WHO dan UNAIDS, menyebutkan bahwa di dunia diperkirakan hanya sekitar 30 persen pria berusia 15 tahun ke atas yang disunat.
Rata-ratanya bervariasi tergantung dari agama dan kebangsaan. Hampir semua pria umat Yahudi dan Muslim di dunia disunat dan secara global jumlah mereka mewakili 70 persen pria yang telah disunat.
5. Bisa patah? Pada bagian dalam organ seks pria ini memang tidak ada tulang, namun Anda bisa mematahkannya atau juga disebut penile fracture. "Cedera ini tidak bersifat halus dan ketika terjadi, akan timbul seperti suara jepretan kamera (snap). Lalu penis akan menghitam atau biru dan sangat menyakitkan," ungkap Montague.
Penile fracture ini terbilang sangat jarang dan biasanya terjadi pada pria muda karena ereksi mereka cenderung agak rigid atau sangat kaku.
Ada cara untuk mencegah kasus ini, yakni jangan memperlakukan Mr P terlalu kasar. Penile fracture biasanya terjadi ketika pria mendorong terlalu keras dan terlalu cepat ketika intercourse dan membantingkannya pada tulang pubis pasangan. Atau si wanita terlalu aktif bergerak ketika dalam posisi di atas sehingga dapat mematahkan organ seks milik pria.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.