Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sumber Rasa Lapar

Kompas.com - 26/01/2011, 13:34 WIB

Kompas.com - Tahu apa yang menjadi penyebab kelebihan berat badan? Kita makan melebihi dari yang dibutuhkan tubuh. Meski terselip rasa bersalah, kita tetap menikmati keripik kentang sambil menonton televisi yang tanpa kita sadari sudah menghabiskan satu mangkuk penuh makanan tinggi kalori tersebut. Alhasil yang kita lakukan kemudian adalah menyalahkan kebiasaan kita yang tak memilih camilan sehat.

Tapi sebenarnya, kebiasaan memenuhi segala hasrat memuaskan rasa lapar, bukanlah satu-satunya penyebab kegagalan diet. Sebab dalam situasi tertentu, rasa lapar muncul sebagai konsekuensi logis. Itu mengapa kita perlu berkenalan dengan situasi apa saja yang bisa dengan mudah mengundang rasa lapar tanpa peduli kita tengah berdiet atau tidak. Kenali situasi  yang tricky ini dan selamatkan diri dari risiko obesitas.

1. Kurang tidur.
Apa hubungan kurang tidur dengan rasa lapar? Saat tubuh kurang beristirahat maka ada 2 hormon yang terganggu. Kekurangan energi yang secara alami akan membuat tubuh bereaksi meminta makanan untuk kembali berfungsi dengan baik. Ini akan memicu produksi hormon gherlin yang ada di dalam pencernaan kita. “Inilah yang memicu rasa lapar datang lebih sering,” jelas juru bicara American Dietetic Association, Karen Ansel, RD.

Dan saat yang bersamaan, Ansel menambahkan, kurang tidur juga membuat tubuh kesulitan memproduksi hormon leptin yang merupakan hormon yang mengendalikan nafsu makan kita. Hormon ini diproduksi oleh sel-sel lemak, tapi karena tubuh kekurangan energi maka sel-sel lemak ikut mengalami defisit dan membuat hormon leptin tidak dapat memberikan sinyal rasa kenyang pada otak. Jadi meski sudah makan, kita akan tetap merasa kelaparan.

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari rasa lapar mengacaukan program diet? “Tidurlah yang cukup. Idealnya, 8 jam tidur pada malam hari akan menyelamatkan kita dari rasa lapar yang datang tak henti,” sarab Ansel. Dan jika kita terpaksa harus bergadang, usahakan menu sarapan adalah makanan alami yang bisa mensuplai banyak energi dalam tubuh. Contohnya adalah buah-buahan dan sayur atau makanan tinggi protein seperti ikan. Ini akan cukup ampuh membuat tubuh kenyang lebih lama.

2. Stres.
“Studi membuktikan, orang yang mengalami stres akan cenderung mencari makanan tinggi lemak, garam, dan gula,” Sandon menjelaskan. Sebab makanan-makanan itu memberikan efek menenangkan dan lidah kita menyukai, Sandon menambahkan.

Saat kita stres, hormon kortisol yang merupakan hormon stres akan ikut meningkat. Dan ternyata kondisi ini membuat tubuh ikut terganggu memproduksi insulin, sehingga memicu nafsu makan. Demikian dijelaskan Sandon. Tapi bukan berarti kita tak bisa mensiasati dorongan itu. “Cobalah untuk melakukan relaksasi sehingga kita bisa benar-benar memilih menikmati makanan karena ingin makan, bukan untuk mengalihkan masalah,” Sandon mengingatkan.

3. Dehidrasi.
Ciri-ciri tubuh mengalami dehidrasi adalah, lemas dan mengantuk. Ini hampir sama dengan ciri-ciri ketika kita merasa sangat lapar. Dan tubuh akan memberikan reaksi yang sama, yaitu meminta kita untuk memasukkan makanan sebagai sumber energi baru. Itu mengapa Lona Sandon, Med., RD., asisten profesor nutrisi dari Univeristy of Texas Southwestern, menyarankan kita untuk memenuhi kebutuhan cairan yang cukup bagi tubuh.

Plus saat kita merasa lapar, coba tes dengan minum segelas penuh. Jika rasa lapar hilang dengan sekejap, maka sebenarnya yang kita butuhkan hanyalah segelas air untuk menghapus dehidrasi. Jadi jangan selalu identikkan rasa lapar dengan mengonsumsi makanan.

4. Mengonsumsi obat-obatan.
“Obat-obatan yang masuk mengandung steroid, bahkan pada level steroid ringan sekalipun, akan memberikan efek samping berupa rasa lapar berlebih,” ucap Milton Stokes, RD., pemilik dari One Source Nutrition. Yang masuk dalam kategori steroid ringan adalah obat-obatan yang mengandung zat aktif prednisone atau corticosteroid. Dan biasanya obat-obatan itu ada di dalam obat-obatan untuk menangani alergi, peradangan, jerawat, atau bahkan demam.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com