Oleh : Budi Suwarna dan Putu Fajar Arcana
Ting....!!! Bel itu berbunyi setiap beberapa detik sekali di tengah suasana ruang terapi yang hening. Denting bel kemudian diikuti suara Seno Aji Wibowo, ”Bunyi bel ini akan membawa Anda ke dalam rileksasi yang amat dalam. Denting bel ini akan membantu Anda membuang semua kotoran pikiran dan sumbatan negatif dari tubuh Anda. Lemparkan!”
Sepuluh klien (pasien) yang mengikuti hipnoterapi siang itu, Kamis (10/3), dalam waktu sekejap terlihat sangat rileks di atas kursi. Jari mereka seolah menangkap sesuatu dari kepala dan pundak, lalu mereka lemparkan keras-keras. Sebagian melemparkannya dengan sangat emosional, bahkan sambil terisak.
Begitulah sekelumit suasana di ruang hipnoterapi yang diselenggarakan di ruangan milik Yayasan Keluarga Pengasih Indonesia (YKPI), lapangan tenis terbuka kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Hari itu, klien datang dengan persoalannya masing-masing. Ada yang ingin menyembuhkan ketergantungan pada narkotika dan obat-obatan terlarang, ada yang ingin sembuh dari skizofrenia, lepas dari persoalan rumah tangga, sembuh dari penyakit stroke, atau sekadar ingin lebih percaya diri dalam menjalani karier di kantor.
”Ya, hipnoterapi memang bisa mengatasi keluhan-keluhan semacam itu,” ujar Seno, master hipnoterapi yang hari itu memimpin sesi terapi. Terapi macam itu dilakukan di ruang tersebut dua kali satu minggu, yakni setiap Rabu dan Kamis. Seno bersama beberapa hipnoterapis lain tergabung dalam Mind Harmonious Indonesia (MHI).
Samsul dari Madani Mental Healthcare—sebuah yayasan yang membantu rehabilitasi pecandu narkotika—mengatakan, hari itu dia membawa enam pasiennya yang rata-rata telah menggunakan narkoba 10 tahun. Karena ketergantungan terhadap narkoba, tiga di antara mereka menderita skizofrenia.
”Kami baru pertama datang ke sini karena diberi tahu. Ya, kami mencoba dulu. Kalau efektif, metode ini mungkin akan kami gunakan juga,” ujar Samsul. Dia mengatakan, yayasannya mengatasi kecanduan narkoba dengan metode holistik, yakni gabungan pendekatan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Dia tampak senang ketika Seno mengatakan, pasien Madani yang mengalami skizofrenia punya peluang untuk disembuhkan.
Seno mengatakan, pihaknya pernah mendapatkan klien skizofrenia yang lebih parah. Setelah menjalani hipnoterapi selama 15 kali, dia sudah bisa bersosialisasi, bisa diajak ngobrol, dan tidak takut berada di tengah keramaian.
Pada umumnya, tambah Seno, hipnoterapi akan membantu memulihkan orang-orang yang menderita oleh tekanan psikosomatis, seperti mental block, phobia, traumatik, stroke, penyempitan pembuluh darah. ”Umumnya orang yang sakit 70 persen disebabkan oleh psikosomatis, 30 persen karena alasan medis,” kata Seno.
Klien
Sejak SMP, Soemekto (75) memiliki masalah pribadi yang membuat prestasinya di sekolah menurun tajam. Persoalannya, dia tidak tahu apa sebenarnya persoalan pribadinya itu. Namun, orang bilang dia terlalu sensitif. ”Kalau ada persoalan, saya pikirin terus. Tapi tidak ketemu jalan keluarnya sehingga saya depresi, takut bertemu guru,” ujarnya.
Sementara itu, orangtuanya tidak mengerti persoalannya. Mereka tetap menuntut prestasi di sekolah. Ini menambah Soemekto tertekan. ”Saya tahu saya tidak bodoh, tapi kok prestasi saya malah turun terus.”
Akibat depresi, Soemekto akhirnya jatuh sakit. Paru-parunya terganggu beberapa bulan menjelang ujian SMA berlangsung. Sialnya, dia harus dirawat enam bulan di sebuah rumah sakit di Magelang, Jawa Tengah, sehingga kesempatan mengikuti ujian terlepas begitu saja.
Selain mendapat perawatan medis, dia juga mendapat bimbingan psikologis. Setelah dua tahun dirawat, Soemekto keluar rumah sakit dalam keadaan segar. Dia belajar lagi dan ikut ujian SMA. ”Saya lulus dengan nilai baik. Itulah awal kebangkitan dalam hidup saya. Meski begitu, saya tetap bertanya-tanya, akar persoalan yang saya hadapi semasa remaja itu sebenarnya apa?”
Setahun yang lalu, dia bertemu dengan para pegiat hipnoterapi. Dia pun mencoba mempelajari hipnoterapi. Hasilnya bagus sekali, ”Saya bisa mengendalikan diri dan emosi.”
Susie (37), perempuan cantik, bekerja di sebuah agen asuransi yang mengharuskan dia bertemu banyak orang untuk menawarkan produk asuransi. Persoalannya, dia merasa sangat tidak percaya diri. ”Mau telepon klien saja takut, bagaimana mau menawarkan asuransi. Selain itu, kalau ada masalah, saya gampang sekali emosi,” ujarnya.
Temannya kemudian menyarankan Sese untuk mengatasi masalahnya dengan hipnoterapi. Selanjutnya, Sese serius belajar hipnoterapi di Bintaro, Tangerang. ”Sekarang saya sudah di tingkat advance. Saya bisa menghipnotis diri sendiri dan orang lain,” ujar Sese yang menghabiskan uang Rp 5 juta untuk belajar hipnoterapi.
Setelah mempelajari hipnoterapi, Sese merasa lebih percaya diri. Dia bisa memotivasi diri sendiri, membongkar persoalannya, dan membuangnya jauh-jauh. ”Saya sampai tidak percaya, kok bisa menghipnotis orang,” ujarnya.
Tahun lalu, Sutjipto (61) terkena stroke yang membuat tubuh bagian kanannya lumpuh. Sejak saat itu, dia bolak-balik ke dokter dan menjalani opname dua kali. ”Uang ratusan juta saya habiskan untuk pengobatan, tapi yang bayar kantor,” ujar pegawai di lingkungan Gelora Bung Karno itu.
Untuk membantu kesembuhannya, Sutjipto mengikuti sesi hipnoterapi. ”Alhamdulillah hanya dengan empat kali terapi, saya bisa berdiri. Tangan saya yang semula kaku sudah bisa digerakkan,” ujarnya seusai mengikuti hipnoterapi.
”Saya heran, terapinya begitu saja kok hasilnya kelihatan. Saya berkeyakinan Tuhan telah menyembuhkan penyakit saya. Setiap kali terapi ada saja perkembangannya,” tambahnya.
Hari itu, Sutjipto hanya diminta untuk rileksasi, mengistirahatkan anggota badan, dan melatih kesabaran. Beberapa orang master hipnoterapi memberi dia semacam ”tenaga dalam”. Dia termasuk pasien yang mendapat terapi lebih lama dibanding klien lainnya hari itu.
Dia mengatakan, untuk terapi itu dia hanya membayar seikhlasnya saja. ”Tidak ada tarif yang dipatok, kok,” katanya tanpa menyebutkan jumlah uang yang dia keluarkan.
Menurut Seno, selama ini terdapat persepsi yang sempit tentang hipnoterapi. ”Selalu dikaitkan dengan industri hiburan atau kejahatan. Hipnoterapi bukan black magic, semua orang bisa melakukannya,” kata Seno. Hipnoterapi itu, tegasnya, seni berkomunikasi dalam bahasa verbal dan nonverbal. Salah satu metode hipnoterapi yang terkenal adalah regresi atau mencari akar persoalan seseorang dengan penelusuran masa lalu.
Seno bersama Purwono serta beberapa terapis lain mengembangkan metode sinergi antara hipnotis dan reiki. ”Ini kita sebut hypno-art theraphy karena sinergi dari beberapa energi penyembuh,” ujar Seno.
Dalam metode ini selain membawa seseorang ke alam rileksasi yang dalam, juga diperkuat dengan pemberian energi reiki untuk memberikan kesembuhan yang lebih holistik. Metode ini diharapkan bisa memecahkan kebuntuan persoalan medis dan psikosomatis yang banyak menghantui manusia modern.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.