Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bijak Memilih Hipnoterapi

Kompas.com - 27/04/2011, 11:20 WIB

Oleh : Andri Sp.Kj

Hipnoterapi sebagai suatu cara psikoterapi dengan cara hipnosis saat ini semakin marak. Mungkin, ini disebabkan karena masyarakat kita sering melihat stage hipnosis yang ditayangkan di televisi. Namun sering masyarakat salah kaprah bahwa hipnosis adalah cara mudah untuk menghilangkan segala keresahan dan macam penyakit jiwa dengan dengan segera.

Tipikal masyarakat yang ingin mencari penyembuhan segera dengan cara-cara instan memang menjadi hal yang menjadi keprihatinan saya. Orang yang mengalami gangguan kejiwaan apapun jenisnya (bisa cemas, depresi, insomnia sampai skizofrenia) bukan diakibatkan karena faktor yang instan sehingga pengobatannya pun perlu bertahap agar mendapatkan hasil yang baik dan bertahan lama.

Hipnoterapi sebagai modalitas terapi

Tren hipnoterapi yang dilakukan oleh mereka yang belum tentu mengerti dasar-dasar terapi kejiwaan secara medis dan tidak mengenal dasar-dasar psikoterapi sebenarnya bisa dikatakan berbahaya.

Hal ini dikarenakan orang yang datang “berobat” ke orang yang mengaku bisa hipnoterapi ini langsung dilakukan terapi, langsung tanpa mengalami proses diagnosis terlebih dahulu.

Harus diingat sebagai modalitas terapi, hipnoterapi hanyalah salah satu jenis terapi dan bukan satu-satunya terapi untuk segala jenis gangguan kejiwaan.

Inilah yang kadang tidak dipahami oleh orang-orang yang bergerak di bidang hipnoterapi. Ada kesan semua penyakit jiwa bisa diobati bahkan saya mendengar cerita teman kalau seorang hipnoterapis mempromosikan dirinya mampu menyembuhkan pasien skizofrenia dengan hipnosis.

Tahukah si orang yang mengaku pakar ini bahwa hipnosis pada pasien skizofrenia adalah kontraindikasi mutlak, berbahaya dilakukan dan sangat tidak dianjurkan ?

Kalau dia pernah mengklaim dirinya mampu mengobati pasien skizofrenia, mungkin yang sembuh itu bukan pasien skizofrenia, lagi-lagi karena si hipnoterapis yang tidak berlatar belakang psikiater ataupun psikolog klinis tidak mampu mendiagnosis gangguan jiwa yang macam rupa banyaknya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau