A Fauzi Yahya
Hipertensi bukan sekadar peninggian tekanan darah, melainkan juga faktor risiko utama gangguan fungsi berbagai organ tubuh seperti otak, ginjal, dan jantung. Semakin tinggi tekanan darah, maka risiko kerusakan organ-organ tubuh semakin melonjak.
Setiap tahun, 7 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat hipertensi. Problem kesehatan global terkait hipertensi dirasakan mencemaskan dan menyebabkan biaya kesehatan tinggi. Tahun 2000 saja hampir 1 miliar penduduk dunia menderita hipertensi. Jumlah ini diperkirakan akan melonjak menjadi 1,5 miliar pada 2025.
Dua pertiga penderita hipertensi hidup di negara miskin dan berkembang. Prevalensi hipertensi di Indonesia 31,7 persen. Artinya, hampir 1 dari 3 penduduk usia 18 tahun ke atas menderita hipertensi.
Sebagian besar penyebab hipertensi tak diketahui. Berbagai faktor terkait dengan genetik dan pola hidup, seperti aktivitas fisik yang kurang, asupan makanan asin dan kaya lemak, serta kebiasaan merokok dan minum alkohol berperan dalam hal ini.
Kebanyakan penderita hipertensi tidak merasakan keluhan apa pun. Hal inilah yang membuat banyak penderita mengabaikan lonjakan tekanan darah.
Masih banyaknya masyarakat dunia yang kurang menyadari ancaman hipertensi mengundang keprihatinan Liga Hipertensi Dunia, sehingga liga menetapkan setiap 17 Mei sebagai Hari Hipertensi Sedunia. Hal itu untuk menggugah kesadaran masyarakat global akan pentingnya mencegah dan mengendalikan tekanan darah.
Tema Hari Hipertensi Sedunia tahun ini ”Know Your Number and Target Your Blood Pressure” (Kenali Tekanan Darah Anda dan Kendalikan).
Hipertensi
Tekanan diperlukan untuk keajekan aliran darah yang membawa oksigen, nutrisi, dan hormon ke seluruh sel tubuh. Darah yang dipompa otot jantung menghasilkan tekanan sehingga dapat mengalir menyusuri pembuluh darah tubuh yang apabila dibentangkan, panjangnya diperkirakan sama dengan 100.000 kilometer atau jarak 2,5 kali mengitari bumi.