Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Posisi Tidur Mana Paling Sehat?

Kompas.com - 10/05/2011, 12:06 WIB
EditorAsep Candra

KOMPAS.com - Tidur memang sangat penting artinya bagi kesehatan. Di antara kita sadar betul bahwa kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor yang berkaitan dengan tidur yakni kualitas dan kuantitas.

Tetapi mungkin tak banyak yang sadar bahwa posisi tidur juga turut menentukan kesehatan. Menurut para ahli, sekitar 95 persen manusia selalu tidur dalam posisi yang sama setiap malam. Tak heran, bila dengan posisi tidur yang tak pernah berubah, seseorang dapat memiliki kecenderungan mengalami penyakit tertentu.

Berikut ini adalah plus minus beberapa posisi tidur bagi kesehatan menurut kajian para ahli :

1. Posisi Recovery

Posisi ini disebut dengan posisi pemulihan karena lumrah digunakan dalam kondisi emergensi atau darurat medis. Menurut Professor Jim Horne dari Sleep Research Centre di Loughborough University, Inggris, posisi ini dapat membantu meringankan gangguan pencernaan terutama refluks zat asam (acid reflux) dan melegakan saluran pernafasan.

Kunci utama posisi ini adalah memiringkan tubuh ke sebelah kiri. Sebuah penelitian terhadap  penderita heartburn (rasa panas di lambung atau dada) di Graduate Hospital, Philadelphia AS ditemukan bahwa tidur dengan posisi miring kanan membuat asam lambung menjadi lebih lambat mengalir ke esofagus, sehinga mereka yang tidurnya miring ke kanan lebih sering mangalami ketidaknyamanan.

Namun begitu, posisi ini dapat menimbulkan risiko lain, yakni memicu timbulnya keriput atau kerutan di kulit wajah karena salah satu bagian wajah mengalami tekanan.

2. Posisi The Corpse

Tidur pada posisi tengadah atau menempatkan bagian belakang tubuh sebagai tumpuan adalah pilihan yang baik bagi penderita arthtritis dan sakit punggung, kata Sammy Margo, psikoterapis dan penulis buku Good Sleep Guide.  Hal ini karena beban atau bobot tubuh terbagi secara rata ke seluruh bagian tanpa memberi tekanan kepada salah satu daerah tubuh tertentu.

Tetapi,  posisi ini juga dikenal efek buruknya karena pemicu utama mendengkur atau mengorok. Dr John Shneerson, direktur Sleep Centre di Papworth Hospital Cambridge menjelaskan, posisi ini akan membuat otot-otot rahang dan lidah menjadi rileks. Alhasil, rahang dan tenggorokan menjadi melemah dan terkulai karena pengaruh gravitasi.  Kondisi ini membuat tenggorokan menyempit, menimbulkan turbulensi udara yang memicu vibrasi dan dengkuran.   

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+