Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Tanpa Tembakau, Pelajar Longmarch

Kompas.com - 30/05/2011, 22:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS), sebanyak 1.100 pemuda yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, ABRI, Polisi serta kalangan selebriti dan beberapa tokoh masyarakat melakukan longmarch dari Bunderan Hotel Indonesia (HI) menuju Balaikota DKI, Jakarta, Minggu (29/5/2011).

Aksi ini dilakukan mengusung pesan Jakarta Bebas Rokok untuk menciptakan lingkungan sehat dan generasi sehat bebas dari bahaya asap rokok.

"Saya bangga dengan semua pihak yang mendukung gerak langkah Pemprov DKI Jakarta dalam memerangi bahaya asap rokok di ibukota ini. Saya bangga dengan generasi muda yang mau terbebas dari bahaya rokok. Mari kita jadikan Jakarta kota bebas rokok, kita bahu membahu mewujudkannya," kata Fauzi saat membuka acara Peringatan HTTS di depan gedung Balaikota DKI, Minggu, (29/5/2011).

Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT), Farid Moeloek, memaparkan bahwa jumlah perokok di Indonesia merupakan terbesar ke-3 di dunia. Jumlah ini akurat berdasarkan data dari WHO. Bahkan, pertumbuhan konsumsi rokok di kalangan generasi muda Indonesia merupakan yang tercepat di dunia, sedangkan di negara maju lainnya semakin menurun.

Tidak hanya itu, kematian akibat kebiasaan merokok di Indonesia telah mencapai 400 ribu orang per tahun. Meskipun mengenai dampak buruk rokok bagi kesehatan kerap dijelaskan, namun justru iklan dan promosi rokok dibebaskan secara nyata.

Kondisi ini menjadikan anak-anak sebagai target perokok baru, terbukti dengan naiknya perokok pemula. Kenaikan tertinggi sebesar 4 kali lipat terjadi pada kelompok umum 5-9 tahun, sedangkan peningkatan pada kelompok 15-19 tahun adalah 144 persen selama periode 1994-2004.

Dari penelitian Universitas Hamka dan Komnas Anak di tahun 2007, menunjukkan hampir semua anak (99,7 persen) melihat iklan rokok di televisi dan 68,2 persen memiliki kesan positif terhadap iklan rokok, serta 50 persen remaja perokok lebih percaya diri seperti dicitrakan iklan rokok.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah DKI Peni Susanti mengungkapkan, adanya pergub ini justru berfungsi untuk melindungi masyarakat Jakarta dari asap rokok dan membuat masyarakat Jakarta tetap sehat.

Peni juga mengatakan, asap rokok merupakan salah satu sumber pencemaran udara di dalam ruangan. Bagi perokok, hal ini tidak akan jadi masalah besar. Namun, bagi orang-orang yang tidak merokok, ini tentunya menjadi bahaya yang mengancam kesehatannya.

Bahkan, berdasarkan hasil survei, sebagian besar masyarakat kalangan menengah ke bawah menghabiskan 20 persen dari pendapatannya untuk membeli rokok. Hal ini sangat ironis mengingat untuk makan saja terkadang susah, tapi mereka mampu menyisihkan uang hanya untuk rokok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com