Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bicara Kacau dan Cepat seperti Bebek

Kompas.com - 19/09/2011, 09:55 WIB

Oleh : Augustine Dwiputri, Psikolog

Saya lelaki berumur 37 tahun, anak tertua dari lima bersaudara. Dalam keluarga, hanya saya saja yang berbicara cenderung cepat sekali. Kadang- kadang malah cepat dan (kata orang ) tidak jelas. Bukan maksud saya untuk berbicara seperti itu, tetapi mulut ini susah dikontrol. Saya sudah pernah melatih diri dengan membaca bersuara dan mengatur tempo. Awalnya kelihatan lancar, tetapi lama-lama suara ini meluncur seperti suara bebek.

Beberapa hari lalu adik saya menelepon saya. Kami berbicara biasa, tetapi lama-lama suara saya jadi cepat. Adik saya lalu mengatakan agar saya mengatur tempo karena ia tidak paham kata-kata saya. Langsung saat itu juga perasaan saya tersinggung. Saya merasa ’ditolak’. Bukan kali ini saja ia berkata seperti itu, tetapi beberapa kali. Bukankah ia dan saya telah hidup ’bersama’ sekian lama tetapi mengapa ia tetap belum bisa menerima kelemahan saya (yang tentu tidak saya ingini)?

Memang, saya tahu kalau saya cenderung bicara cepat, tetapi itu bukan maksud saya membuat bingung orang lain. Saya sungguh malu akan kelemahan saya ini. Saya jarang bicara dengan orang yang belum saya kenal karena kelemahan saya ini. Adakah terapi untuk saya?

Wi – di C ”Cluttering” dan ”Stuttering”

Saudara Wi,

Dari beberapa sumber bacaan yang saya peroleh, tampaknya Anda mengalami apa yang disebut para ahli sebagai cluttering (gangguan irama bicara). Menurut Daly dan Burnett (1999), cluttering (atau tachyphemia) merupakan gangguan bicara dan gangguan komunikasi yang ditandai dengan pembicaraan yang sulit dimengerti pendengarnya karena tingkat berbicara yang cepat, irama tidak menentu, sintaks atau tata bahasa yang miskin, dan tampilnya kata-kata atau kelompok kata yang tidak berhubungan dengan kalimat. Untuk istilah dalam bahasa Indonesia nya saya menggunakan kata ’berbicara kacau’.

Orang dengan bicara kacau ini mungkin mengalami rentang perhatian yang pendek, konsentrasi dan organisasi pemikiran yang buruk, ketidakmampuan untuk mendengarkan, dan kurangnya kesadaran bahwa pembicaraannya tidak dimengerti. Bicara kacau kadang-kadang rancu dengan gagap (stuttering), suatu gangguan bicara yang lebih dikenal oleh masyarakat.

William Smith membedakan kedua hal ini dengan menjelaskan bahwa stuttering (gagap) adalah gangguan kelancaran bicara yang berupa adanya pengulangan, perpanjangan, penghentian pada kata dan suku kata tertentu. Sementara cluttering (bicara kacau) adalah gangguan bicara yang ditandai dengan adanya irama yang sangat cepat sehingga terjadi misartikulasi dan pendengarnya sulit mengerti.

Orang yang gagap biasanya mengalami ketidaklancaran pada suara awal, ketika mulai berbicara, kemudian menjadi lebih lancar ke arah akhir ucapannya. Sebaliknya, orang dengan bicara kacau menunjukkan suara paling jelas pada awal ucapan, tetapi kecepatan berbicara makin meningkat dan makin sulit dimengerti menjelang akhir ucapan. Bicara kacau juga ditandai oleh bicara cadel untuk suara’r’ dan ’l’ serta bicara monoton yang mula-mula keras kemudian melemah menjadi gumaman. Hasil penelitian menunjukkan, orang yang bicara kacau banyak juga gagap, dan sering kali bicara kacau ditutupi oleh kegagapan. Pada beberapa individu, bicara kacau muncul setelah ia mampu mengontrol gagapnya atau gagapnya mulai berkurang. Dampak psikologis

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau