Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajarkah Penderita Demensia Jadi Pelupa?

Kompas.com - 20/09/2011, 07:08 WIB

Kadang keluarga tidak sanggup lagi menghadapi penyandang demensia. Namun, apakah kita tega menaruh orang yang kita sayangi di panti jompo atau mengisolasinya dalam rumah.

Hal ini membuat anggota keluarga penyandang demensia merasa bingung dan ambivalen antara rasa bersalah dan rasa ingin berbakti.

Ditemukan awal abad XX

Penyakit Alzheimer ditemukan oleh Alois Alzheimer tahun 1907, pada seorang wanita berusia 51 tahun dengan gejala pelupa parah dan paranoid berat.

Ketika dilakukan otopsi pada otak perempuan itu ditemukan penimbunan plak amiloid dan kekusutan serabut saraf yang sangat banyak sehingga para ahli berhipotesis, plak dan kekusutan ini yang menyebabkan terjadinya penurunan fungsi otak.

Masih ada hipotesis lain penyebab demensia tipe Alzheimer yang harus dikaji dan menjadi acuan untuk mencari obat penyembuh Alzheimer.

Terapi Alzheimer saat ini masih sebatas mengobati gejala dan mengelola gejala dengan berbagai strategi pendekatan (perilaku, pembiasaan, suportif, konseling, ataupun seni cara pendampingan yang sesuai melalui program khusus. Sarana dan prasarana untuk penyandang demensia di Indonesia masih jauh dari memadai, demikian pula pemahaman masyarakat dan profesi (medis dan nonmedis) terhadap demensia. Harapannya, semoga penyandang demensia mendapat perhatian dari pemerintah, kalangan profesi, dan kaum muda Indonesia karena di negara-negara lain, demensia sudah menjadi prioritas nasional (antara lain Australia dan Korea).

Di Indonesia, meski obat tersedia, hanya sebagian kecil pasien Alzheimer yang mampu menjangkau. Obat-obatan ini dapat memperbaiki fungsi kemandirian penyandang demensia melalui perbaikan daya ingat dan daya atensi, daya orientasi, kelancaran berbicara, dan mengurangi perburukan progresif dengan cara menstabilkan jumlah dan kondisi neurotransmitter pada celah sinaps, yaitu sambungan antarsel saraf (secara neuro-kimiawi dan neuro-elektrik). Peran keluarga menjadi penting mengingat keluarga adalah orang terdekat pasien.

Tingkatkan kepedulian

Semua manusia akan jadi tua, dan umur merupakan faktor risiko demensia yang tak dapat dielakkan. Perlahan tetapi pasti, penyandang demensia mengalami penurunan fungsi otak (mengingat, berpikir logis, berbahasa, membuat keputusan, berorientasi) dan penurunan kemampuan merawat diri ataupun melakukan aktivitas. Akibatnya, keseharian penyandang harus dibantu dan didampingi oleh orang lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com