Kupang, Kompas
”Spesimen sudah dikirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar dan hasilnya positif daerah itu terjangkit flu burung yang menyerang ayam. Namun, sejauh ini belum ada kasus flu burung yang menyerang manusia,” kata Kepala Dinas Peternakan NTT Samuel Rebo, Minggu (23/10).
Kasus itu terjadi pada pertengahan September 2011 setelah sekitar 20.000 ayam mati mendadak di Witihama. Ribuan ayam itu jenis ayam buras.
Menurut Samuel, Pemerintah Kabupaten Flores Timur memusnahkan semua ayam yang sakit dan sehat pada daerah tertular, radius 1 kilometer.
Kejadian itu disayangkan karena Pemerintah Provinsi NTT berupaya ketat melalui instruksi Gubernur dan Kepala Dinas Peternakan NTT tahun 2010 dengan menunjuk perusahaan pemasok telur dan anak ayam dari Jawa Timur.
”Produk unggas dari luar yang akan masuk ke NTT dikontrol ketat. Hanya perusahaan tertentu yang boleh memasok, yang dinilai mempunyai biosecurity yang baik. Tapi, kali ini bisa kecolongan di Flores Timur,” ujar Samuel.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Flores Timur Antonius Wukak Sogen membenarkan temuan kasus flu burung itu. ”Stamping out (pemusnahan massal) sudah dilakukan. Petugas kami terlebih dulu memberi pemahaman ke masyarakat. Dengan kesadaran sendiri, mereka memusnahkan ternaknya,” kata Antonius.