Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melongok Fungsi Bakteri Usus

Kompas.com - 28/10/2011, 09:26 WIB

Kompas.com - Bakteri di usus selama ini hanya dikaitkan dengan fungsi pencernaan. Namun riset-riset termutakhir mengungkap bahwa bakteri tersebut mungkin mengendalikan fungsi tubuh manusia lebih dari yang diduga.

Dalam riset terakhir yang dimuat dalam jurnal Nature, para ilmuwan menemukan kaitan antara bakteri usus dengan penyakit multiple sclerosis pada mencit. Penelitian juga menemukan bakteri usus berhubungan dengan obesitas, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan lain.

Riset yang dilakukan pada manusia juga menguatkan kecurigaan akan fungsi bakteri usus yang sangat besar.

"Apa yang ditemukan pada manusia terkait dengan obesitas adalah adanya jumlah dan jenis bakteri yang berbeda. Jumlahnya lebih sedikit pada orang yang obesitas dibanding dengan orang sehat," kata Rob Knight dari Universitas Colorado.

Para peneliti juga melihat perbedaan bakteri antara mencit yang obesitas. Pada mencit yang kegemukan, mikroba di usus mereka menyerap lebih banyak kalori dari makanan dibanding mencit yang berat badannya normal.

Yang mengherankan, pemindahan mikroba usus dari tikus yang obesitas ke tikus lain menyebabkan tikus yang semula berbobot normal itu menjadi makan lebih banyak.

"Mikroba itu mengekstrak energi dari makanan sehingga perut terus menerus lapar. Seperti diketahui ada lebih banyak mikroba di sel tubuh dibandingkan di sel otak. Mungkin bakteri di usus ini ikut memengaruhi pilihan makanan yang dipesan di restoran," kata Knight.

Bila bakteri di usus tikus bisa memerintahkan otak untuk makan lebih banyak, apakah ada efek lain di otak? Para peneliti mengatakan mungkin saja.

"Kami sekarang mulai meneliti adakah kaitan langsung antara komunitas bakteri usus dengan perilaku," ujarnya.

Dalam sebuah percobaan terungkap tikus yang tidak memiliki bakteri usus menunjukkan perbedaan pada cara mereka bergerak dan mengalami kecemasan. Tikus yang diterapi dengan probiotik bakteri Lactobasilus juga menunjukkan ekspresi gen yang berbeda di otak sehingga kadar hormon stres dan kecemasan mereka berkurang.

Pengaruh lain bakteri usus ternyata juga bisa ditemukan pada penyakit yang sepertinya tidak berhubungan dengan sistem pencernaan, misalnya penyakit multiple sclerosis (MS). Mereka yang dibesarkan di lingkungan yang bebas dari bakteri tidak menunjukkan gejala. Begitu terpapar bakteri usus, gejala penyakit pun muncul.

Namun tentu saja mustahil untuk manusia bisa terbebas dari bakteri. Meski begitu hasil penelitian itu menunjukkan bahwa komunitas bakteri usus juga berperan dalam penyakit MS. Para ilmuwan kini berusaha menyelidiki bakteri spesifik yang menyebabkan timbulnya gejala MS.

Sementara itu, mengingat pentingnya fungsi bakteri di usus para peneliti menyarankan agar kita menjaga komunitasnya. Hal itu bisa dicapai dengan cara mengonsumsi probiotik, mengasup makanan tertentu, serta meminimalisasi penggunaan antibiotik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com