Menurut Ronald, setiap obat punya efek samping berbahaya jika dalam penggunannya tidak mengikuti prosedur yang berlaku. Ia mengambil contoh penggunaan obat kemoterapi. Obat kemoterapi dapat dikategorikan obat yang berbahaya karena bisa mendatangkan kanker.
"Artinya, setelah beberapa tahun memakai obat kemoterapi seseorang bisa kena kanker. Tapi dengan pemberian dosis yang tepat dan sesuai hal itu tidak akan membahayakan," katanya.
Sementara itu Dr. Rianto Setiabudy, SpFK(K), Guru Besar dari Departemen Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, bardasarkan literatur yang ada, ia tidak pernah menemukan ada data yang menunjukkan bahwa penggunaan obat diabetes memicu efek samping berbahaya.
"Kita disini punya Badan POM. Kalau ada sesuatu yang membahayakan masayarakat, Badan POM pasti bertindak," cetusnya.
Tetapi menurut Riyanto, obat-obatan tersebut masih mungkin menjadi berbahaya jika dalam penggunaannya dilakukan sendiri (self medicine) - tanpa berkonsultasi kepada dokter.
"Bukan maksudnya saya suruh orang untuk ke dokter. Tapi obat-obatan diabetes itu termasuk obat keras. Kalau digunakan tanpa pengawasan itu yang bisa berbahaya," katanya
Ia juga menghimbau agar masyarakat menghindari kebiasaan mengobati penyakitnya sendiri. "Kalau penyakitnya ringan mungkin tidak apa-apa. Tapi kalau seperti diabetes, hipertensi dan jantung, mereka harus ke dokter," tambah Riyanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.