Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat Imunisasi

Kompas.com - 12/02/2012, 02:43 WIB

DR SAMSURIDJAL DJAUZI

Saya mahasiswa keperawatan dan sekarang sedang dalam semester akhir. Saya pernah mengikuti simposium mengenai imunisasi. Ternyata imunisasi amat penting untuk mencegah penyakit menular. Saya membaca lebih banyak mengenai imunisasi, termasuk program imunisasi pemerintah dan peranan profesi dokter untuk meningkatkan cakupan imunisasi.

Sebagai seorang calon perawat, saya merasa profesi keperawatan perlu peduli pada imunisasi karena, dalam pekerjaan sehari-hari, perawatlah yang mempunyai kesempatan luas berkontak dengan pasien dan keluarga. Hubungan akrab perawat dengan pasien dan keluarga merupakan kesempatan untuk menjelaskan manfaat imunisasi bagi keluarga dan masyarakat.

Saya ingin ikut serta dalam upaya meningkatkan keberhasilan program imunisasi di negeri kita. Pertanyaan saya, sudahkah program imunisasi di negeri kita berhasil. Apa vaksin wajib dan tidak wajib yang perlu diberikan kepada anak? Benarkah juga ada vaksinasi untuk orangtua? Mengingat bayi yang lahir di negeri kita sekitar 5 juta setiap tahun, bagaimana mencegah ketergantungan pada negara lain untuk program imunisasi ini?

Apakah ada efek samping imunisasi dan bagaimana cara mengatasi jika terjadi efek samping? Bagaimana keterlibatan kalangan agama dalam meningkatkan cakupan imunisasi di negeri kita, apalagi pernah dihebohkan berita vaksin yang tidak halal?

B di J

Imunisasi memang merupakan upaya kesehatan yang amat penting dalam mencegah penyakit menular. Menurut para pakar, di dunia ini imunisasi pada anak setiap tahun dapat menyelamatkan nyawa sekitar 2,5 juta anak. Namun, masih ada kesempatan bagi kita untuk meningkatkan keselamatan anak dengan meningkatkan cakupan imunisasi.

Pemerintah telah membiayai program imunisasi anak. Program ini membiayai vaksin BCG, DPT, hepatitis B, polio, dan campak. Kalangan kesehatan bekerja keras melaksanakan vaksinasi polio secara nasional berulang-ulang. Hasilnya, sejak lima tahun lalu tidak ada lagi kasus polio baru di negeri kita. Di dunia sekarang, kasus polio masih dilaporkan di Afganistan dan Nigeria. Di India juga sudah hampir setahun tidak ada lagi laporan polio. Mudah-mudahan tak lama lagi WHO dapat mengumumkan bahwa polio sudah terkendali. Cakupan program imunisasi sekarang ini sudah menggembirakan, sekitar 80 persen. Namun, kita semua masih harus bekerja keras untuk meningkatkan cakupan imunisasi.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) lebih suka menggunakan istilah vaksin program dan vaksin nonprogram daripada vaksin wajib dan vaksin tidak wajib. Vaksin yang dianjurkan oleh IDAI sebenarnya semuanya penting dan patut dimanfaatkan untuk melindungi anak Indonesia. Namun, kemampuan pembiayaan pemerintah masih terbatas. Jadi, masih ada vaksin yang juga penting tetapi belum mendapat pembiayaan pemerintah sehingga masih harus dibiayai masyarakat. Jadi, kalau ada kesempatan, hendaknya orangtua juga memberikan vaksin nonprogram untuk anaknya.

Imunisasi dewasa

Sekarang juga disadari bahwa imunisasi untuk orang dewasa juga penting. Imunisasi pada orang dewasa, seperti juga pada anak, mampu mencegah penularan penyakit. Karena itu, sekarang masyarakat diajak untuk menjalankan imunisasi di kalangan orang dewasa, terutama pada orang berusia lanjut. Sementara masyarakat masih harus membiayai diri sendiri dulu. Nanti jika pemerintah telah mampu membiayai, tentu ini akan menjadi program pemerintah.

Di antara vaksin yang penting pada orang dewasa adalah influenza, HPV (untuk mencegah kanker serviks), dan pneumonia. Kita patut bersyukur karena produksi vaksin telah dapat dilakukan di negeri kita sendiri. Seluruh vaksin untuk program pemerintah telah diproduksi PT Biofarma. Kita juga patut bangga karena PT Biofarma, perusahaan vaksin milik pemerintah, telah mendapat pengakuan WHO dan mengekspor vaksin produksinya ke sejumlah negara.

Sudah tentu tak ada tindakan medis yang seratus persen aman. Karena itu, di negeri kita ada Komisi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yang memantau kejadian ikutan pasca-imunisasi baik yang berkaitan maupun yang tak berkaitan dengan imunisasi. Pemerintah juga memberikan pertolongan dan perawatan jika ada efek samping yang terjadi pada program imunisasi ini. Pada umumnya, kejadian ikutan pasca-imunisasi atau efek samping ini amatlah kecil. Dari jutaan orang yang mendapat imunisasi, hanya beberapa orang yang mengalami efek samping.

Sebagai orang beragama, tentulah kita ingin makanan dan obat yang kita gunakan sesuai dengan ajaran agama kita. Bagi orang Islam hendaknya halal. Majelis Ulama Indonesia telah berusaha untuk menjaga kepentingan masyarakat dengan memperhatikan kehalalan makanan dan obat (termasuk vaksin) . Dalam ajaran agama Islam, sepanjang pengetahuan saya, jelas kita tak boleh menggunakan vaksin yang tidak halal kecuali pada keadaan darurat. Karena itu, pemerintah juga telah berupaya vaksin yang beredar di Indonesia sedapat mungkin adalah vaksin yang halal. Jika belum ditemukan vaksin yang halal, statusnya adalah darurat. Begitu ditemukan vaksin yang halal, vaksin yang tidak halal tidak boleh digunakan lagi.

Program imunisasi di Indonesia telah berjalan sekitar 20 tahun. Kemajuan dalam program imunisasi berkat upaya kita bersama. Sudah tentu masyarakat berharap para perawat di Indonesia akan menjadi ujung tombak keberhasilan imunisasi di negeri kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com