Soleh mempekerjakan sepuluh karyawan di tempat pengepulan miliknya tersebut, ditambah tujuh pemilah yang digaji oleh perusahaan eksportir. Selain itu, masih ada sekitar 20 pemilik kebun manggis yang biasanya menjual buah kepada Soleh. Rata-rata Soleh membeli manggis dari petani Rp 3.000- Rp 3.500 per kilogram (kg).
Pemilik kebun umumnya juga mempekerjakan buruh pemetik manggis. Dayat (38) adalah salah seorang pemetik yang bekerja di kebun manggis milik Sudirman. Di luar masa panen manggis, Dayat menerima jasa membajak sawah menggunakan traktor.
”Upah membajak sawah
Pesona manggis juga menarik Dian (22) untuk menambah penghasilannya. Ia dipercaya Sudirman, pamannya, untuk menyetir mobil bak terbuka, ”menjemput” manggis dari lokasi pemetikan dan mengantar ke tempat pengepulan. Sehari-harinya, pemuda yang baru menikah lima bulan lalu itu adalah sopir truk pasir di Bukit Cicantayan. Sudirman mengupah Dian Rp 50.000 per hari.
Ima Subirma, Ketua Gabungan Kelompok Tani Karya Tani Desa Bojong, mengakui, manggis mampu menyerap tenaga kerja. Saat ini, sedikitnya ada sekitar 400 pemetik yang menikmati hasil dari sekitar 25.000 batang pohon di lahan seluas 70 hektar itu.
”Tenaga kerja yang terserap pasti akan lebih banyak jika ada industri pengolahan manggis, sebelum dipasarkan. Kami membutuhkan permodalan dan pelatihan keterampilan untuk itu. Dengan hasil panen yang demikian banyak, sangat sayang kalau tidak dimanfaatkan seoptimal mungkin,” kata Ima.
Industri pengolahan manggis juga dianggap bisa menstabilkan harga jual. Soleh mengatakan, saat terjadi panen, biasanya harga jual manggis di pasaran lokal turun. Saat ini saja, ia hanya bisa menjual dengan harga