Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Jenis Obat yang Bisa Bikin Anda "Mengompol"

Kompas.com - 21/03/2012, 07:54 WIB

Apa yang harus dilakukan: Jika Anda berpikir antidepresan atau obat lain antikolinergik mempengaruhi kandung kemih Anda, konsultaskan dengan dokter dan beralih untuk mencari alternatif pengobatan yang lain. Menariknya, beberapa antidepresan trisiklik diketahui dapat membantu masalah inkontinensia. Anda mungkin perlu bekerja sama dengan dokter untuk menentukan resep atau obat apa yang cocok untuk Anda konsumsi, yang tidak memiliki efek samping.

4. Diuretik

Berbagai macam obat diuretik dengan nama merek Bumex, Lasix, Aldactone atau jenis generik seperti bumetanide, spironolactone, furosemid, teofilin, dan semua jenis "thalazides" (seperti hydrochlorothiazide), adalah obat lini pertama yang paling sering diresepkan untuk hipertensi. Namun obat ini diketahui juga dapat memicu inkontinensia.

Obat-obatan diuretik dapat merangsang ginjal untuk membuang kelebihan air dan garam dari dalam tubuh. Karena tubuh memproduksi lebih banyak urin, hal ini membuat adanya peningkatan tekanan pada kandung kemih.

Apa yang harus dilakukan: Jika Anda membutuhkan diuretik untuk mencegah hipertensi, Anda akan harus mencari solusi untuk mengatasi masalah ini. Anda tidak harus berhenti mengonsumsi diuretik. Sebaliknya, berbicaralah dengan dokter untuk memilih obat diuretik yang tidak memengaruhi kerja dari kandung kemih Anda. Cara lain, Anda juga dapat mengambil obat diuretik ketika pagi hari, bukan pada malam hari.

5. Dekongestan dan antihistamin

Obat dengan kandungan zat aktif seperti pseudoefedrin, diphenhydramine juga dapat merangsang Anda untuk mengompol.

Cara kerja: Dekongestan yang mengandung pseudoefedrin dapat memicu kontraksi sfingter uretra, menyebabkan retensi urin, yang pada wanita sering disertai dengan inkontinensia overflow mendadak. Namun, pada pria yang memiliki kebocoran setelah operasi prostat, konsumsi obat Sudafed justru dapat menekan otot-otot kandung kemih, sehingga mencegah kebocoran. Beberapa jenis antihistamin juga dapat membuat Anda mengantuk, yang dapat menyebabkan inkontinensia pada orang tua khususnya.

Apa yang harus dilakukan: Cobalah mengambil dekongestan yang berbeda, seperti loratadine, yang tidak memiliki efek samping pada kandung kemih.

6. Obat penenang dan obat tidur

Beberapa obat penenang atau tidur seperti Ativan, Valium, Dalmane, Lunesta, Ambien, diazepam, flurazepam, lorazepam, eszopiclone dan zolpidem dapat menjadi pemicu terjadinya inkontinensia.

Cara kerja: Konsumsi obat sedatif dapat memperlambat refleks Anda, sehingga Anda tidak mengenali sinyal bahwa sudah waktunya untuk pergi ke kamar mandi. Kebiasaan mengompol mempengaruhi sekitar 10 persen orang dengan inkontinensia, dan para ahli memperkirakan bahwa konsumsi obat tidur turut berkontribusi dalam memicu hal tersebut.

Apa yang harus dilakukan : Daripada harus mengambil obat penenang dan tidur, cobalah solusi alami untuk mengatasi masalah kecemasan dan gangguan tidur Anda. Konsumsi melatonin satu jam sebelum tidur dapat menjadi cara yang efektif untuk mengatasi masalah gangguan tidur, karena melatonin merupakan hormon alami yang dapat memberitahu otak Anda untuk segera tidur. cara yang lain, Anda mungkin juga dapat berbicara dengan dokter untuk memilih obat penenang atau obat tidur yang tidak menyebabkan relaksasi otot.

7. Obat penghilang rasa sakit

Setiap obat penghilang rasa sakit berbahan dasar opium dapat mengganggu kemampuan kandung kemih untuk berkontraksi penuh. Hal ini dapat menyebabkan retensi urin dan inkontinensia overflow. Obat penghilang rasa sakit opioid juga menyebabkan sembelit.

Apa yang harus dilakukan? Hindari obat penghilang rasa sakit opioid jika Anda bisa. Jika Anda memang memerlukan obat penghilang sakit setelah menjalani operasi (pembedahan), mintalah ke dokter Anda untuk memilih obat nonopioid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com