Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hollande Bisa Rusak Rencana NATO di Afganistan

Kompas.com - 07/05/2012, 09:27 WIB

BRUSSELS, KOMPAS.com - Selama berkampanye menjelang pemilihan presiden beberapa waktu lalu, Francois Hollande berikrar untuk mulai menarik ribuan tentaranya dari Afganistan tahun ini.

Kini dengan kemenangannya itu, Hollande harus bekerja keras untuk meyakinkan negara-negara anggota NATO lainnya bahwa rencananya itu tidak mengganggu strategi perang Sekutu.

Salah satu janji kampanye Hollande adalah memulangkan 3.300 tentara Perancis tahun ini, mengakhiri peran negara itu dari rencana yang sudah ditata NATO untuk menyerahkan kendali keamaman kepada Afganistan pada 2014.

"Saya percaya itu, tanpa membahayakan tentara kita, langkah tepat adalah menarik pasukan tempur kita pada akhri 2012," ujarnya dalam kampanye pekan lalu.

Pemimpin Sosialis itu akan membawa pesan tersebut ke para pemimpin NATO lainnya pada pertemuan tingkat tinggi dengan tuan rumah Presiden Barack Obama di Chicago, Amerika Serikat, pada 20 dan 21 Mei mendatang. KTT itu berlangsung hanya beberapa hari setelah dia dilantik.

Para pejabat militer NATO sendiri sudah menyiapkan rencana alternatif jika Hollade mengalahkan Presiden Nicolas Sarkozy. Namun tetap saja, seorang diplomat NATO tak menampik bahwa pendirian pemimpin baru Perancis itu "tidak disambut hangat" di markas besar NATO di Brussels.

Kementerian Pertahanan Afganistan juga tidak begitu senang dengan kemenangan Hollande. Bagaimanapun, angkatan perang Afganistan harus memerangi sendiri para gerilyawan Taliban ketika tentara NATO pergi.

"Jika Perancis menarik diri akhir tahun ini, kami tentu khawatir, tapi kami akan menghormati keputusannya," kata juru bicara Kemhan Afganistan, Daulat Waziri, kepada AFP.

Penarikan awal pasukan Perancis memaksa NATO untuk meyakinkan Afganistan bahwa tidak akan ada "penarikan tergesa-gesa" di Afganistan, meskipun perang, yang sudah berlangsung 10 tahun dan menewaskan hampri 3.000 tentara asing, itu tidak disukai rakyat negara-negara anggota pasukan Sekutu.

Pada KTT Chicago nanti, NATO ingin menunjukkan kekompakan, dan merapal mantra "masuk bareng, keluar bareng" ketika organisasi itu menyelaraskan tahap akhir misi militer berkekuatan 130.000 tentara yang hingga kini belum berhasil melumpuhkan Taliban.

Sebelumnya Kanada dan Belanda sudah beralih dari misi tempur ke misi pelatihan, sementara bulan lalu PM Australia Julia Gillard mengisyaratkan tentaranya akan ditarik mulai awakl l 2013.

Sarkozy sendiri sempat mengejutkan beberapa sekutunya dengan memutuskan untuk mengakhiri misi tempur pada 2013 setelah tempat tentaranya ditembak mati oleh empat tentara Afganistan.

Hollande menegaskan, Perancis akan berkoordinasi dengan negara-negara NATO untuk menghindari kekosongan keamanan ketika negara itu menarik tentaranya dari Provinsi Kapisa.

"Saya akan melakukannya dengan koordinasi yagn baik dengan sekutu-sekutu kita," kata Hollande.

Seorang pejabat senior militer NATO mengatakan, transisi itu tidak akan terpengaruh oleh rencana Hollande, ketika para panglima militer sudah mengantisipasi kemungkinan tokoh sosialis itu terpilih.

Para perencana militer "memberi perhatian pada situasi politik berbagai negara setiap saat", kata seorang pejabat NATO.

Transisi itu akan "ditangani dengan baik" meskipun Perancis menetapkan tanggal penarikan baru, lanjut pejabat yang menolak namanya disebut itu.

Mengingat begitu rumitnya penarikan logistik, tentara Perancis tidak akan pergi dalam semalam. Biasanya diperlukan 12 hingga 18 bulan bagi tentara asing untuk mengalihkan kendali kepada tentara Afganistan.

Militer Peracis juga harus membawa pulang 1.500 kontainer penuh peralatan, juga 1.200 kendaraan, termasuk 500 kendaraan militer bersenjata berat dan 14 helikopter.

"Hal-hal itu memerlukan waktu supaya tidak membahayakan situasi keamanan," terangnya.

Francois Heisburg, penasihat khusus di Foundation for Strategic Research di Perancis, mengatakan NATO tentu ingin menghindari masalah karena menginginkan penarikan yang mulus dari Afganistan, meskipun ada ketidakpastian soal kesuksesan.

"Setiap orang menyadari hal ini dan NATO tidak tertarik untuk menciptakan kontroversi dengan Hollande," kata Heisburg.

"Prioritasnya adalah menghindari munculnya kesan penarikan yang asal-asalan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com