KOMPAS.com — Benarkah makan bayam bisa bikin otot kita kuat sama seperti yang diperlihatkan oleh tokoh kartun Popeye? Jawabannya adalah ya. Hasil riset terbaru para ilmuwan di Swedia mengungkapkan, konsumsi bayam dan sayuran berdaun lainnya ternyata betul-betul dapat membuat otot menjadi lebih kuat.
Dalam kajiannya, peneliti di Karolinska Institute, Stockholm, mengatakan bahwa mereka telah menemukan bagaimana nitrat, zat yang ditemukan secara alami dalam bayam dan beberapa sayuran lainnya, membantu dalam meningkatkan kekuatan otot. Temuan ini akan dipublikasikan dalam Journal of Physiology.
Dalam percobaannya, peneliti memberikan campuran nitrat pada air minum untuk sekelompok tikus selama satu minggu. Kemudian tikus itu dibedah untuk membandingkan fungsi otot mereka dengan tikus yang masuk dalam kelompok kontrol.
"Tikus-tikus yang mendapat asupan nitrat secara konsisten memiliki otot yang lebih kuat," kata peneliti.
"Nitrat yang diberikan adalah setara dengan porsi pada manusia (sekitar 200 sampai 250 gram bayam sehari), jadi jumlah yang sangat mudah didapat," kata salah seorang peneliti di Departemen Fisiologi dan Farmakologi, Andres Hernandez.
Para peneliti menemukan bahwa nitrat telah mendorong peningkatan dua protein yang ditemukan secara alami pada otot, yang digunakan untuk menyimpan dan melepaskan kalsium, yang sangat penting untuk membuat otot berkontraksi.
Peningkatan protein pada gilirannya menyebabkan pelepasan kalsium yang lebih tinggi pada otot. Hernandez mengatakan, apabila tubuh seseorang melepaskan lebih banyak kalsium, seseorang akan mengalami kontraksi lebih kuat.
Mengonsumsi nitrat yang berasal dari bayam dapat meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan tubuh untuk membantu seseorang melakukan aktivitas fisik, seperti angkat beban atau berlari. Fernandez mengungkapkan, temuan ini bukan hanya menjadi kabar baik untuk penggemar olahraga yang ingin meningkatkan kinerja mereka, melainkan juga bermanfaat untuk untuk semua orang.
"Bagian yang paling menarik adalah dengan melihat apakah konsumsi bayam dapat membantu meningkatkan fungsi otot, khususnya pada individu-individu yang mengalami kelemahan otot, penyakit otot, dan penurunan otot akibat penuaan," kata Hernandez.
Hernandez menuturkan, sejauh ini beberapa penelitian baru melakukan pengujian pada tikus, tetapi ke depannya diharapkan penelitian serupa juga bisa dilakukan pada manusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.