Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Asia Lebih Mudah Menyimpan Lemak

Kompas.com - 28/06/2012, 09:14 WIB

KOMPAS.com Diabetes memang menjadi ancaman di seluruh dunia, tetapi secara global prevalensi diabetes paling banyak ditemukan di negara-negara Asia ketimbang Eropa. Selain faktor gaya hidup, faktor genetik juga berperan. Orang Asia diketahui lebih mudah menyimpan lemak di perut ketimbang orang dari ras Kaukasia.

Hal itu disampaikan oleh Astri Kurniati, ST, MAppSc selaku Manager of Nutrition and Health Science Department Nutrifood, saat acara temu media dengan tema "Diabetes Attacks Younger People", Rabu (27/6/2012).

Astri menyampaikan, orang Asia cenderung memiliki jaringan visceral fat atau lemak visceral lebih banyak ketimbang orang Eropa. Lemak visceral adalah jenis lemak tubuh yang ada di perut yang letaknya berada di dekat organ dalam tubuh manusia.

"Semakin banyak visceral fat ada di organ dalam tubuh kita, dia bisa mengeluarkan senyawa-senyawa yang bisa membuat insulin resisten," katanya.

Astri mengatakan, lemak visceral tidak hanya terdapat di perut, tetapi juga ada di sekeliling organ dalam manusia, seperti paru-paru dan jantung. Penelitian telah menunjukkan bahwa manusia dengan lemak visceral lebih rentan terhadap penyakit jantung, stroke, diabetes, dan hipertensi.

Lemak visceral umumnya lebih berbahaya ketimbang lemak subkutan atau lemak tubuh yang berada dekat dengan permukaan kulit dan biasanya lebih mudah dihilangkan daripada lemak visceral. "Visceral fat ini berbahaya karena berada di sekeliling organ dalam manusia," lanjutnya.

Astri memaparkan, pada kebanyakan orang Asia yang menderita diabetes, mereka umumnya memiliki indeks massa tubuh (BMI) atau berat badan yang normal. Padahal, tanpa disadari, orang-orang ini sesungguhnya memiliki terlalu banyak lemak di sekitar organ internal.

"Jadi banyak orang yang BMI-nya normal atau bahkan under, tapi lemaknya berlebih," jelasnya.

Setiap orang pada dasarnya mempunyai jaringan lemak visceral atau intra-abdomen. Tetapi, penumpukan lemak ini semakin besar pada mereka yang punya kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak, gula, malas beraktivitas, dan kurang tidur.

Deposito lemak di dalam tubuh dapat mengeksresikan zat yang memengaruhi organ-organ di sekitarnya. Lemak perut sangat berisiko karena letaknya yang dekat dengan pembuluh darah utama yang membawa darah ke dalam hati. Beberapa zat diekskresikan oleh lemak yang kemudian dibawa ke hati dan kemudian memengaruhi kadar lemak dan kolesterol dalam darah.

Lemak perut juga terkait erat dengan peningkatan LDL dan penurunan kadar kolesterol HDL, serta kanker payudara, kanker endometrium, dan kanker kolorektal.

Menghilangkan lemak visceral

Astri mengungkapkan, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mengikis lemak visceral, yakni dengan latihan rutin dan diet. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah aerobik dan latihan beban. Keduanya harus dikombinasikan dan tidak boleh terpisah. Olahraga aerobik merupakan cara yang paling efektif untuk membakar lemak, terutama lemak di perut.

"Tetapi, ketika kita kekurangan otot, pembakaran lemak akan terhambat. Jadi, pembakaran lemak akan optimal kalau tubuh kita juga punya cukup otot," tambahnya.

Para ahli merekomendasikan untuk melakukan latihan aerobik minimal 30 menit setiap hari. Aerobik seperti jalan cepat atau jogging minimal harus dilakukan sebanyak empat kali seminggu.

Selain olahraga, makanan juga punya kontribusi besar dalam mendorong usaha penurunan lemak visceral. Astri mengungkapkan, hasil penelitian mengindikasikan bahwa seseorang yang diet tinggi whole grain (serelia utuh), setelah beberapa minggu akan mengalami penurunan lemak visceral dalam tubuh mereka. Hal ini dikarenakan whole grain memberi rasa kenyang lebih lama sehingga otomatis mengurangi seseorang untuk makan berlebihan.

Lebih lanjut, Astri menambahkan, sejumlah penelitian juga telah menunjukkan bahwa kandungan polifenol pada green tea atau teh hijau dapat mengurangi timbunan lemak visceral.

"Dapat disimpulkan bahwa yang memicu insulin resisten tidak hanya sekadar gula dan karbohidrat, tetapi juga lemak tubuh kita yang berlebih, terutama di perut," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com