Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Gamma Knife Kurangi Beban Pasien

Kompas.com - 06/07/2012, 05:34 WIB

Jakarta, Kompas - Penanganan tumor otak, terutama yang berukuran kecil, tak harus ditangani dengan pembedahan terbuka. Penyakit itu dapat diatasi dengan teknologi gamma knife berbasis sinar radiasi. Lewat teknologi itu, beban pasien dalam menjalani masa penyembuhan dan waktu perawatan jauh lebih minim.

Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Bedah Saraf Rumah Sakit Siloam Karawaci sekaligus President International Conference on Cerebrovascular Surgery Eka J Wahjoepramono seusai melakukan prosedur gamma knife pada pasien, Kamis (5/7).

Eka mengatakan, teknologi gamma knife pada dasarnya terapi sinar gamma (radiosurgery) untuk pengobatan tumor dan kelainan lain pada otak tanpa membuka tulang tengkorak. Radiasi untuk menghancurkan sel-sel abnormal atau target lain tanpa merusak sel sehat. Radiasi itu akan menghancurkan tumor atau kelainan pada otak.

Pasien bedah otak dengan membuka tulang tengkorak biasanya butuh penyembuhan lebih lama dengan risiko lebih besar karena kompleksnya organ otak dan saraf. Oleh karena itu, pasca-bedah otak dibutuhkan perawatan di intensive care unit (ICU) yang dilanjutkan rawat inap di rumah sakit dan perawatan di rumah. ”Lamanya di ICU juga tidak ditentukan, bergantung pada kondisi pasien pascapembedahan,” ujarnya.

Sementara pada terapi sinar gamma tak dilakukan pembukaan tulang tengkorak. Pasien dibius lokal pada titik di dahi untuk ”menancapkan” bingkai ukur. Sinar gamma ditembakkan ke sasaran dalam keadaan pasien sadar. Hanya butuh 30-60 menit penyinaran.

Christanto (52) yang baru saja menjalani terapi itu mengatakan, tak merasakan sakit apa pun dan langsung dapat berjalan serta berbicara. Lepas perawatan, penderita tak memerlukan perawatan di ICU. Jika kondisi pasien baik, hanya butuh rawat inap di rumah sakit 1-2 hari.

Menurut Eka, penggunaan alat itu sangat membantu mengatasi tumor berukuran kecil atau di bawah 4 cm. Untuk tumor berukuran besar, alat gamma knife dapat dimanfaatkan untuk membersihkan sisa tumor setelah pembedahan.

Terbatas

Tak semua jenis tumor dapat ditangani dengan menggunakan gamma knife. ”Ada jenis sel kanker yang tidak sensitif dengan radiasi sehingga tidak tepat digunakan teknologi ini,” ujar Eka.

Dokter spesialis radiologi, Susworo, mengatakan, dibandingkan terapi sinar yang lain, efek samping gamma knife lebih kecil. Teknologi itu memungkinkan radiasi terfokus akurat pada target tertentu yang telah ditandai sehingga tak menyebar mengenai sel sehat.

Teknologi gamma knife dioperasikan di RS Siloam, Juli lalu. Selama ini, kasus-kasus yang memerlukan gamma knife dikirim ke luar negeri, di antaranya di Singapura. ”Sekarang, bisa ditangani di Indonesia,” ujarnya.

(INE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com