Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/09/2012, 06:52 WIB

Hana mengungkapkan, seni menjadi bagian penting sejak kecil, terutama ketika ia mengalami halusinasi yang menimbulkan berbagai gangguan, seperti keinginan untuk bunuh diri dan rasa takut terhadap halusinasinya.

Dari psikiater, lanjut Hana, ia mengetahui dirinya mengalami skizofrenia. ”Saya mengalahkan ketakutan saat itu dengan mencoret-coret dinding di kamar,” ujarnya.

Keinginan bunuh diri pun dapat ia redam meski dengan menyakiti diri sendiri. Menyakiti diri sendiri itu belakangan diekspresikan Hana dengan menato beberapa bagian tubuhnya, terutama lengan kirinya.

”Tato-tato ini dikerjakan selama 11 kali. Bukan untuk keindahan, melainkan muncul ketika ada keinginan untuk menyakiti diri sendiri,” ujarnya.

Menato kulit memang bukan bagian dari terapi seni. Menurut Monty, itu metode pengalihan rasa sakit dengan memindahkan layar proyeksi ke dalam kanvas tubuhnya.

”Ketika tato itu untuk menyakiti diri sendiri, yang perlu dilihat, mengapa muncul keinginan untuk menyakiti diri sendiri?” kata Monty.

Minimnya pengembangan terapi seni dapat dilihat dari agenda pemerintah yang tidak sensitif terhadap fungsi seni. Pemerintah lebih mengutamakan masalah kognitif dan persoalan religi.

”Kita mengalami dehumanisasi yang juga sekaligus denaturalisasi,” tutur Monty.

Secara umum, seni mengutamakan unsur keindahan dan memiliki arah afektif atau mengasihi. Seni juga mendekatkan manusia dengan alam. Seni menjadi jembatan antara dunia luar dan dunia dalam (batin).

Pengabaian seni menimbulkan dehumanisasi, yaitu makin merendahkan martabat atau nilai kemanusiaan, juga denaturalisasi, yang tampak nyata dengan upaya penghancuran alam oleh manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com