Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2012, 07:37 WIB

 

KOMPAS.com - Hari ini saya makan siang di warung yang baru pertama kali saya masuki. Maklum, karena bujangan lokal saya lebih sering makan di luar, dan itu berpindah-pindah. Makan di warung yang sama terasa membosankan, walaupun cita rasa makanannya enak.

Waktu ditanya,  "Mau minum apa?"  oleh yang menjaga di warung itu. "Teh tawar" jawab saya.  Seperti seorang yang agak heran, tidak percaya, mukanya saya lihat kelihatan agak berubah. "Tidak pakai gula Pak?" Tanyanya kembali. "Tidak",  jawab saya. "Memang kenapa?" Lanjut saya kemudian. "Hanya nanya saja Pak", jawabnya sambil berlalu.

Makan tanpa teh manis atau jus yang manis saat sarapan pagi, makan siang atau malam bagi kebanyakan kita kelihatannya janggal. Apalagi kalau makan di restoran, mungkin kita dianggap pelit kalau hanya minum teh tawar atau air putih. Saya tidak tahu apa penyebabnya kebiasaan seperti ini meluas di masyarakat kita.

"Apakah pengaruh iklan yang sangat gencar saat ini, seperti makan seolah-olah tidak lengkap tanpa minum sesuatu yang pasti dikemas dalam rasa yang sangat manis?"

Waktu saya masih kecil, rasanya minuman seperti teh atau kopi umumnya dihidangkan tanpa gula.  Maka dari itu disebut teh tawar, kopi pahit, dan disajikan dalam keadaan panas. Sampai sekarang, barangkali orang tua di kampung sebagian masih membiasakan ini. Minum teh panas tawar, atau kopi pahit.  Ibu saya yang meninggal pada usia 90 tahun, dan adik nenek saya yang mencapai usia sekitar 95 tahun juga punya kebiasaan yang sama.

Dari renelitian yang pernah saya baca, apabila teh dicampur dengan sesuatu, manfaat positif antioksidan "polyphenols" yang dikandungnya jauh berkurang. Teh juga sebaiknya diminum dalam kondisi segar. Teh yang dikemas dalam botol, pasti mengandung gula yang sangat manis dan mungkin berbahan pengawet, baru sampai ke meja anda setelah beberapa minggu. Menurut penelitian, manfaatnya juga pasti berkurang.

Kebiasaan minum teh atau kopi sebetulnya banyak manfaatnya, apalagi teh hijau. Tidak dibantah lagi, teh bermanfaat mengendalikan kolesterol, mencegah stroke, penyakit jantung, kanker, terutama kanker usus, kesehatan kulit, dan mengurangi kerusakan gigi. Masalahnya sekarang adalah gula yang Anda tumpahkan ke dalam gelas Anda, apakah tidak akan berpengaruh terhadap manfaat teh yang seharusnya Anda peroleh?

Walaupun, sampai sekarang saya belum membaca penelitian tentang itu, tetapi teh bila dicampur dengan susu, sejauh penelitian yang pernah dilakukan, akan mengurangi manfaat teh itu sendiri.

Oke lah, anggap gula tidak ada pengaruhnya terhadap manfaat teh.  Tetapi gula sendiri, yang Anda konsumsi secara belebihan bersamaan dengan minum teh saat sarapan, makan siang, makan malam, atau saat rehat dan kepanasan tengah hari, "apakah tidak mempunyai efek buruk terhadap kesehataan anda?" 

Kalau Anda seperti itu, andaikan dalam satu gelas air teh, gulanya dua sendok makan, atau sekitar 20-30 gr, satu hari Anda sudah mengkonsumsi gula sekitar 100 gr. 100 gr gula akan menghasilkan 400 kalori, ini sama dengan kira 20 % kebutuhan kalori Anda setiap harinya. Bila gula yang Anda minum ini dianggap sebagai tambahan kalori yang anda konsumsi setiap harinya, di luar makanan pokok, tanpa Anda sadari,  maka tidak heran kasus obesitas , diabetes melitus semakin meroket di negri kita.

Sebaliknya, kebiasaan minum teh manis ini, tidak saya lihat di Cina dan Vietnam. Saya sudah pernah beberapa kali ke Cina, dan dua bulan lalu ke Vietnam. Seperti halnya di Cina, di Vietnam kebiasaan minum teh sama, yakni dihidangkan hangat, tanpa gula sama sekali. Saya rasakan ini malah lebih nikmat, apalagi di saat kita haus. Menurut saya, barangkali kebiasaan ini bisa jadi sebagai salah satu sebab masih rendahnya angka kejadian obesitas dengan segala risikonya serta diabetes mellitus di sana

Oleh karena itu, kenapa Anda tidak mencobanya? Minum air teh tanpa gula, pasti lebih bermanfaat bagi Anda. Tetapi, bila Anda masih ketagihan dengan gula-gula yang bersifat adiksi, seduhlah teh sendiri, tambahkan gula sedikit, biarkan, jangan diaduk. Bila Anda ingin rasa teh yang lebih segar, ambil jeruk nipis, dibelah, diperas, tambahkan ke dalamnya.  Lalu, diseruput sedikit demi sedikit selagi hangat. Hmmmm.. coba rasakan! Dan, yang pasti itu semakin menyehatkan!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau