Kompas.com - Setelah membebaskan diri mengonsumsi berbagai makanan dan minuman, ide untuk melakukan "bersih-bersih" tubuh melalui detoks terdengar bagus. Berpantang mengonsumsi apa pun, kecuali jus buah dan sayur, tampaknya menyehatkan.
Beberapa toko yang menyediakan produk makanan dan minuman detoks mengklaim dengan diet detoks bukan cuma toksin yang dibuang, tapi kulit akan menjadi lebih kinclong, pencernaan sehat, serta meningkatkan kesehatan mental.
Tetapi kita tidak boleh percaya pada mitos atau klaim yang tidak bisa punya dasar ilmiah. Sebaiknya bekali diri dengan informasi yang benar.
- Apa itu racun?
Setiap hari kita mendapatkan zat-zat kimia dari makanan (pewarna atau pengawet), air (klorin), atau udara (karbon monoksida). "Toksin bisa menumpuk di tubuh dan menyebabkan inflamasi serta melemahkan sistem imun," kata Susan Blum, direktur Blum Center for Health.
Itu sebabnya, menurut dia, kita jadi gampang terkena penyakit kronik seperti sakit kepala, artritis, atau asma. Sebenarnya tubuh memiliki organ liver atau ginjal untuk menyaring dan mengeluarkan sampah dan racun. Tetapi sebagian orang meyakini gaya hidup modern menyebabkan paparan zat kimia semakin tinggi sehingga organ tersebut tak mampu membersihkannya.
- Teori dibalik detoks
Melakukan diet detoks cukup sederhana, kita menggantikan semua makanan dan camilan dengan jus buah dan sayuran (disarankan organik) selama 3-7 hari.
Ide tersebut berangkat dari pemahaman bahwa ketika tubuh kita dibebaskan dari tugasnya mencerna makanan padat, mereka jadi lebih efisien mengeluarkan toksin.
Para ahli setuju bahwa jus buah dan sayur mengandung banyak nutrisi. Namun melakukan pembersihkan 3-7 hari tidak secara ajaib mampu meningkatkan kemampuan alami tubuh dalam menghilangkan racun.
"Sebenarnya kita bisa mengeluarkan racun setiap saat jika kita makan dengan benar karena hal tersebut akan membantu tubuh berfungsi optimal," kata Joel Fuhrman, penulis buku Eat to Live.
- Menurunkan berat badan?
Tentu berat badan akan turun jika kita melakukan detoks. Tetapi kebanyakan hanya "berat air". Saat kita makan makanan padat, terutama karbohidrat, tubuh perlu menyimpan air agar bisa mencerna dengan baik. Ketika kita menghilangkan air dan makanan, tentu berat badan akan turun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.