Jakarta, Kompas -
Kedua bibit badai tropis kali ini berada di utara dan selatan wilayah Indonesia, yaitu perairan Filipina dan Samudra Hindia di barat Australia.
”Bibit badai tropis yang di selatan diperkirakan tidak akan menguat. Tetapi, kondisi tekanan rendah yang terbentuk sekarang menimbulkan gangguan cuaca di sebagian wilayah Indonesia,” kata Kepala Bidang Peringatan Dini dan Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hariadi, Jumat (17/5) di Jakarta.
Hariadi mengatakan, wilayah Jawa terpengaruh pembentukan sistem tekanan rendah di Samudra Hindia. Saat ini, pusat tekanan rendah tersebut bergerak ke timur.
Dampak yang ditimbulkan, antara lain, hujan di wilayah Jawa juga akan bergeser ke timur. Hujan yang ditimbulkan sistem tekanan rendah itu, selama beberapa hari ini terbatas di wilayah Jawa bagian barat dan Sumatera bagian selatan.
”Musim kemarau tahun ini akan lebih basah dibandingkan musim kemarau tahun sebelumnya,” demikian kata Deputi Klimatologi BMKG Widada Sulistya.
Berdasarkan data BMKG, kemarau basah tahun 2010 berdampak pada gangguan musim buah-buahan. Panen beberapa komoditas buah terganggu karena melimpahnya hujan dipastikan menggagalkan proses penyerbukan bunga.
”Kemarau basah tahun ini diperkirakan tidak sampai menyerupai tahun 2010,” kata dia.
Namun, kewaspadaan tetap dibutuhkan, khususnya untuk daerah rawan longsor dan banjir di kawasan dengan kondisi vegetasi lereng yang kritis.