Menurut Barbara McLean, nurse intensivist dan critical care specialist dari Amerika Serikat, kesalahan diagnosis yang bisa berujung pada peningkatkan biaya pengobatan bahkan kematian pasien, sebenarnya bisa dihindari dengan peningkatan mutu dan keterampilan petugas kesehatan.
"Petugas kesehatan harus bisa mengenali mana pasien yang beresiko tinggi dan perlu perawatan intensif," kata McLean dalam acara konferensi pers Pelatihan Tenaga Kesehatan untuk Memaksimalkan Keselataman Pasien yang diadakan oleh Philips Healthcare di Jakarta (28/8/13).
Secara umum ia menyebutkan beberapa langkah yang bisa dilakukan petugas kesehatan untuk menurunkan angka kematian pasien. Antara lain mengumpulkan data setelah pasien masuk ke rumah sakit untuk memahami kondisi-kondisi yang beresiko terhadap kondisi pasien.
Selain itu setiap petugas kesehatan seharusnya memiliki pengetahuan bahwa pasien yang masuk ke rumah sakit, terutama setelah operasi, akan mengalami penurunan kondisi. Dengan demikian bisa dilakukan langkah-langkah antisipasi.
Barbara menambahkan, ada beberapa kondisi yang seringkali menyebabkan kematian pada pasien, yakni keterlambatan memahami keparahan kondisi pasien, keterlambatan komunikasi antar dokter dan perawat, serta keterlambatan dokter untuk datang melihat pasien.
"Di rumah sakit yang sudah memiliki tenaga kesehatan terlatih seharusnya dibentuk rapid response team sehingga siap menghadapi kondisi kritis," katanya.
Ditambahkan oleh dr.Dewi Indriani dari WHO Indonesia, keselamatan pasien saat ini menjadi isu serius yang dihadapi banyak negara, baik negara maju atau negara berkembang.
"WHO sudah membuat panduan yang harus dilakukan petugas kesehatan untuk meningkatkan keselamatan pasien. Standar keselamatan pasien juga sudah dimasukkan dalam program akreditasi rumah sakit," kata Dewi dalam kesempatan yang sama.
Dalam panduan tersebut juga termasuk higienitas rumah sakit dan petugas kesehatan untuk menurunkan infeksi di rumah sakit. "Infeksi di rumah sakit adalah masalah besar yang bisa dicegah dengan mencuci tangan secara reguler, baik petugas kesehatan atau pengunjung rumah sakit," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.