Membujuk mereka untuk mengubah gaya hidupnya untuk lebih sehat tentu saja menjadi hal yang tidak mudah. Menurut sebuah studi terbaru, cara paling efektif untuk membujuk remaja adalah dengan menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang positif daripada memperingati mereka dengan hal yang bersifat menakut-nakuti.
Para ilmuwan dari University College London menyimpulkan, peringatan bahaya merokok, seperti meningkatkan risiko kanker paru-paru dan penyakit jantung, tidak efektif bagi remaja. Sebaliknya, peringatan yang berisi manfaat berhenti merokok seperti lebih hemat dan kulit lebih berkilau justru lebih mereka minati.
Penelitian tersebut melibatkan relawan berusia 9 hingga 26 tahun. Mereka diminta menghitung risiko kesehatan tertentu pada tubuh mereka, seperti penyakit paru-paru dan kecelakaan mobil.
Kemudian, peneliti menyajikan data statistik seputar kebiasaan negatif dan risiko kesehatannya. Mereka juga mencatat jika ada perubahan perilaku relawan setelahnya. Hasilnya, informasi yang diberikan tersebut tidak banyak digunakan untuk mengubah kebiasaan negatif para relawan.
"Temuan ini dapat membantu menjelaskan keterbatasan peringatan yang berisi risiko kesehatan dari kebiasaan buruk, terutama yang menargetkan pada orang-orang muda," ujar Ketua Studi Dr Christina Moutsiana.
Studi juga menemukan, gambar-gambar seram pada kemasan rokok yang diusung banyak pihak belum tentu efektif menghentikan kebiasaan merokok remaja. Menurut mereka, pendekatan yang terbaik adalah memberikan informasi tentang manfaat yang remaja dapatkan saat menghentikan kebiasaan tersebut.
Merokok merupakan kebiasaan yang memiliki risiko kesehatan tinggi bagi remaja. Sebuah studi menemukan, remaja yang pernah merokok, meskipun hanya sekali dalam hidupnya, 39 persen lebih mungkin untuk menjadi perokok di kemudian hari.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), sekitar 400.000 remaja mulai merokok setiap tahun. Sebagai penyebab kematian utama yang dapat dicegah, kebiasaan merokok perlu dihentikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.