Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran tidur SLEEP edisi November 2013 ini merupakan penelitian terbesar yang menghubungkan kebiasaan ngorok calon ibu dengan kesehatan bayinya. Sementara penelitian-penelitian sebelumnya lebih mengulas bahaya mendengkur bagi kesehatan calon ibu.
Publikasi pada jurnal yang sama di tahun 2011 membuktikan bagaimana calon ibu yang mendengkur berisiko alami diabetes kehamilan dan kelahiran prematur.
Dengkur dan Kehamilan
Sebuah riset lain yang diterbitkan pada jurnal Chest tahun 2000 menyimpulkan bahwa mendengkur sering ditemukan pada kehamilan dan merupakan tanda dari peningkatan tekanan darah pada kehamilan. Disimpulkan juga bahwa dengkuran calon ibu dapat menjadi tanda terhambatnya pertumbuhan janin.
Penelitian ini melaporkan, calon ibu mengalami peningkatan dengkuran seiring dengan usia kehamilan. Sebanyak 7 persen pada trisemester pertama, 6 persen di trisemester kedua dan 24% saat memasuki trisemester ketiga. Sepuluh persen ibu hamil yang mendengkur mengalami preeklampsia dengan peningkatan tekanan darah dan penambahan kadar protein pada urin, sementara yang tidak mendengkur hanya 4 persen.
Sleep Apnea
Mendengkur sering dianggap wajar pada calon ibu mengingat pertambahan berat badan yang dialami. Walau sering di alami calon ibu, ngorok sama sekali tidak normal.
Penyempitan saluran nafas yang terjadi saat tidur sebabkan tersumbatnya saluran nafas. Akibatnya, walau ada gerak nafas, udara tak ada yang masuk ataupun keluar. Nafas tak terjadi. Seolah tercekik dalam tidur, terjadi reaksi berantai yang dimulai dari penurunan kadar oksigen hingga ibu hamil terbangun. Tapi pendengkur tak ingat dirinya terbangun-bangun sepanjang malam, ia hanya merasa tak segar dan terus mengantuk di siang hari.
Kondisi henti nafas saat tidur ini disebut sleep apnea, atau lengkapnya obstructive sleep apnea (OSA).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.