Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedikit Bicara Bukan Berarti Anak Alami Gangguan Berbahasa

Kompas.com - 04/02/2014, 09:12 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Banyak yang terjadi dalam pikiran anak-anak yang tidak banyak bicara. Namun kebanyakan dari mereka bukan berarti mengalami gangguan berbahasa. Menurut sebuah studi terbaru, anak-anak usia balita yang mengalami keraguan bicara mungkin hanya mengalami ketakutan sosial yang sederhana.

Para peneliti asal University Connecticut bekerja sama dengan University of Colorado melakukan sebuah studi longitudinal yang melibatkan sekitar 800 balita. Mereka menemukan, anak-anak yang mengalami hambatan sosial cenderung lebih pendiam. Namun para peneliti menegaskan, anak-anak pemalu di usia ini tidak akan mengalami gangguan dalam perkembangan bahasa mereka.

"Studi kami menemukan, perilaku yang menghambat pergaulan seperti malu tidak akan mempengaruhi kemampuan berbahasa secara keseluruhan, namun anak-anak seperti ini perlu dibantu untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan melalui kata-kata," jelas peneliti Soo H Rhee, profesor psikologi di University of Colorado.

Menariknya, para peneliti juga menemukan, anak perempuan umumnya lebih pemalu daripada laki-laki. Meskipun hubungannya dengan kemampuan perkembangan berbahasa pada kedua gender serupa.

Dalam studi ini, para peneliti menganalisa data dari 816 anak-anak di Colorado dengan latar belakang sosial ekonomi yang bervariasi. Rhee dan timnya mengumpulkan data dari anak-anak itu di usia 14, 20. dan 24 bulan dengan cara menanyakan langsung ke orang tua anak.

Untuk mengukur kemampuan berbahasa anak, peneliti juga melakukan tes dengan pertanyaan verbal dan meminta mereka menirukan suara dan kata. Peneliti juga menginstruksikan pada anak-anak untuk melakukan tugas sederhana seperti mengambil bola atau gelas. Hasilnya, tidak ada perbedaan kemampuan berbahasa anak yang sedikit bicara dengan yang banyak.

Peneliti Smith Watts menyarankan untuk melakukan intervensi terapeutik pada anak-anak pemalu dengan membiarkannya bermain bersama anak-anak sebayanya. "Mereka akan mendapatkan manfaat dari intervensi tersebut. Targetnya adalah mereka lebih percaya diri, mampu bersosialisasi, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang ekspresif secara mandiri," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau