Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/05/2014, 13:07 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


KOMPAS.com — Stres dan junk food sepertinya adalah kedua hal yang sulit dipisahkan. Saat sedang stres biasanya godaan untuk mengonsumsi junk food memang lebih tinggi karena makanan jenis ini bisa menimbulkan rasa nyaman.

Akan tetapi sebaiknya Anda tetap membatasi diri. Studi teranyar menyebutkan, saat kita sedang menghadapi stres berkepanjangan dan sering mengasup makanan cepat saji, efek negatifnya terhadap tubuh lebih besar dibandingkan ketika kita tidak stres.

Dalam studi tersebut, mereka yang mengonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi gula cenderung memiliki lingkar pinggang lebih lebar, lemak perut lebih banyak, dan kadar resistansi insulin yang buruk. Akan tetapi hal itu terlihat hanya ketika mereka sedang menghadapi stres kronik.

Para responden dalam penelitian ini adalah 61 wanita berusia 50-80 tahun yang merawat pasangan yang sedang sakit demensia. Tak dimungkiri merawat anggota keluarga yang sakit sering kali membuat kita merasa stres dan depresi.

Yang menarik, para wanita yang punya pola makan serupa, tetapi kadar stresnya lebih rendah, ternyata tidak mengalami dampak negatif yang sama. Dengan kata lain, stres kronik membuat junk food lebih berbahaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau