Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/07/2014, 10:18 WIB
Unoviana Kartika,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Dailymail

KOMPAS.com - Kurang tidur memang dapat memicu gangguan mental, seperti depresi. Namun ternyata begadang atau tidak tidur semalaman dapat menjadi terapi depresi yang memberikan efek dengan cepat.

Studi awal menemukan, enam dari sepuluh pasien dengan depresi menunjukkan pemulihan gejala setelah satu hari menjalani terapi ini. Bahkan efek yang dihasilkan lebih baik daripada terapi pemberian obat antidepresan selama enam hingga delapan minggu.

Menurut peneliti, kekurangan tidur dapat meningkatkan produksi senyawa kimia yang berperan dalam menyampaikan pesan seperti serotonin. Peran ini sama seperti bagaimana obat antidepresan bekerja.

Beberapa studi menemukan 40-60 persen pasien depresi terbantu dengan tidak tidur selama waktu yang panjang. Kendati demikian, efeknya belum bisa bertahan lama, setelah pasien bangun kembali dari tidur, gejala depresi akan muncul kembali.

Kini peneliti asal Medical University of South Carolina dan Rhode Island Hospital tengah melakukan terapi begadang yang dikombinasikan dengan dua terapi lainnya. Studi ini dikenal dengan istilah kronoterapi tripel yang diharapkan akan menunjukkan hasil yang cepat dan tahan lama. Percobaan dilakukan selama sembilan minggu untuk satu kali percobaan.

Prinsip kronoterapi tripel ini menggabungkan terapi begadang dengan pemberian obat antidepresan, serta terapi cahaya terang. Peneliti akan melakukan terapi ini pada 80 pasien dengan depresi moderat hingga berat, depresi setelah melahirkan, hingga gangguan bipolar.

Carmine Pariante, profesor di bidang psikiatri biologi di Institute of Psychiatry di King's CollegeLondon mengatakan, dengan mengombinasikan kurang tidur dengan terapi tidur lainnya yang sudah diketahui bermanfaat untuk depresi, ada ekspektasi beralasan untuk membuat aksi obat antidepresan lebih kuat dan tahan lama.

"Jika terbukti benar, ini akan jadi satu langkah penting, baik untuk mengerti mekanisme penyebab depresi, sekaligus untuk menemukan terapi baru bagi mereka yang tidak mempan saat diberi terapi depresi pada umumnya," ujar Pariante.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau