Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2014, 13:13 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

 
KOMPAS.com - Menjalani ibadah di bulan puasa merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim. Namun bila memiliki penyakit tertentu, puasa tidak lagi diwajibkan, apalagi bila penyakit yang diderita adalah penyakit yang menyulitkan untuk berpuasa seperti penyakit peradangan hati atau hepatitis. 
 
Namun sebenarnya tidak semua pasien hepatitis tidak sanggup berpuasa. Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Divisi Hepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Irsan Hasan, pasien hepatitis yang baru mengalami penurunan fungsi hati masih boleh berpuasa.
 
Ini karena biasanya pasien dalam kategori tersebut sudah mengalami gangguan metabolisme organ hati, namun masih memiliki cadangan glikogen yang cukup sebagai energi ketika berpuasa. Glikogen merupakan bentuk penyimpanan gula darah (glukosa) pada organ hati bila tidak segera dipakai. Bila kadar glukosa turun ketika berpuasa, maka glikogenlah yang digunakan tubuh sebagai energi.
 
Bila perkembangan penyakit hepatitis telah mencapai tahap sirosis atau pengerasan hati, barulah pasien perlu lebih waspada untuk berpuasa. Ini karena cadangan glikogennya sudah mulai menipis.
 
"Harus dilihat, sirosis yang dialami pada tahap A, B, atau C. Untuk tahap A dan B, mereka masih bisa berpuasa," kata Irsan dalam talkshow SOHO #BetterU bertajuk "Hari Hepatitis Sedunia", Selasa (15/7/2014) di Jakarta.
 
Sirosis hati tahap A ditandai dengan adanya nodul-nodul pada organ hati. Ini merupakan tahap awal sirosis hati. Bila berkembang menjadi sirosis tahap B, maka gejalanya sudah mulai terlihat yaitu perut membuncit yang berisi cairan. Sedangkan pada sirosis tahap C, pasien sudah mengalami bengkak-bengkak di tangan dan kaki.
 
Irsan menegaskan, kondisi pasien hepatitis untuk bisa berpuasa atau tidak sangat bervariasi. Karena itu sebelum menjalani puasa, sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan dokter. Bila dipaksakan berpuasa, umumnya pasien hepatitis yang telah mengalami sirosis masih kuat menjalaninya selama beberapa hari karena cadangan glikogennya masih ada, namun tidak kuat lagi untuk selanjutnya.
 
Hepatitis merupakan penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh beberapa hal, antara lain virus hepatitis (HAV, HBV, HCV, HEV), perlemakan hati, autoimun, parasit (malaria, amuba), virus lain (dengue, herpes), bakteri (tifus, leptospira), kebiasaan minum alkohol yang berlebihan, dan penggunaan obat-obatan dengan dosis besar dalam waktu lama.
 
Hepatitis menjangkiti sekitar jutaan orang di seluruh dnia dan membunuh sekitar 1,4 juta orang setiap tahunnya. Di Indonesia, diperkirakan hepatitis terjadi pada satu dari sepuluh orang.
 
Hepatitis sebenarnya dapat sembuh sendiri, namun kebanyakan bisa pula berkembang menjadi sirosis dan kelamaan menjadi kanker hati. Bila sudah menjadi kanker hati maka harapan hidup pasien biasanya sudah sangat rendah. Survei membuktikan, orang dengan kanker hati rata-rata meninggal dalam enam bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
https://widget.kompas.com/slidestory/sudah-upgrade-ke-e-paspor-ini-langkah-langkah-ganti-paspor-konvensional-menjadi-paspor-elektronik
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau