Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/08/2014, 07:42 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber foxnews


KOMPAS.com -
Di tengah rangkaian perayaan hari raya, kita selalu dapat menjumpai aneka suguhan kue-kue manis yang sangat menggoda selera. Namun kita tahu, kalori yang dikandung oleh kue-kue itu tidaklah sedikit.

Pada umumnya cookies juga mengandung karbohidrat sederhana yang sangat berdampak pada kenaikan gula darah secara cepat. Belum lagi, bila terlalu banyak dimakan, makanan-makanan ini dengan mudah menambah lingkar pinggang.

Namun jangan buru-buru salahkan keinginan yang tak tertahankan itu. Bila kerap kali seseorang tidak mampu menekan keinginannya untuk mengonsumsi kue-kue manis, itu artinya ia termasuk dalam golongan orang dengan aktivitas otak yang berbeda.

Sebuah studi baru membuktikan, ada beberapa daerah pada otak yang berhubungan dengan penghargaan dan kontrol diri. Orang dengan aktivitas otak yang lebih pasif di daerah ini cenderung lebih sulit mengontrol keinginan makannya saat melihat gambar makanan tinggi lemak dan menggoda.

Rich Lopez, mahasiswa doktoral di Center for Cognitive Neuroscience Lab di Dartmouth College di New Hampshire mengatakan, orang seringkali tidak sadar seberapa besar keinginannya untuk makan. Padahal hal ini bisa jadi informasi bagi dokter untuk membantu bila seseorang memiliki gangguan makan atau memberikan kiat diet secara umum.

Dalam studi ini, Lopez dan timnya menggunakan teknologi pencitraan otak (MRI) untuk melihat aktivitas pada daerah tertentu dalam otak untuk memprediksi perilaku seseorang. Secara spesifik, mereka mengukur aktivitas pada daerah otak yang berhubungan dengan kenikmatan dan penghargaan yang disebut dengan nukleus akumben.

Kemudian, peneliti juga meminta peserta melaporkan keinginan makan mereka setiap kali melihat makanan yang menggoda, mendeskripsikan seberapa kuat keinginan mereka, dan apa yang mereka lakukan setelahnya, menyerah atau tetap bertahan.

Ternyata, mereka yang memiliki aktivitas pada daerah otak nukleus akumben yang lebih rendah cenderung lebih sulit menahan keinginan makan mereka. Risiko mereka untuk menyerah untuk makan adalah 8,2 kali lebih besar daripada mereka dengan aktivitas otak daerah tersebut yang lebih tinggi.

Lantas bagaimana caranya memperbaiki kontrol keinginan makan kue-kue manis? Lopez mengatakan dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengatasi permasalahan ini. Namun penelitian lain menyebutkan, meditasi dapat membantu memperbaiki kesadaran sehingga mengurangi kecenderungan untuk bertindak impulsif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau