Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/08/2014, 13:00 WIB

KOMPAS.com - Penyakit radang sendi atau osteortritis sebenarnya adalah penyakit yang lazim menimpa orang berusia lanjut. Namun seiring dengan perubahan gaya hidup, penyakit yang sering disebut dengan pengapuran ini juga ditemukan pada kelompok usia muda.

Setiap persendian memiliki lapisan bantalan tulang rawan pada setiap ujung tulang. Tulang rawan ini memiliki permukaan yang licin sehingga memuluskan gerakan tulang dalam persendian. Ausnya tulang rawan persendian akan membuat permukaan yang mulus menjadi kasar dan kehilangan fungsinya sebagai bantalan.

Ujung-ujung tulang yang tidak lagi memiliki bantalan akan menebal, sehingga terjadilah tulang bergesek dengan tulang. Setiap tahapan proses ini menimbulkan rasa nyeri. Ostoartritis biasanya terjadi pada lutut, leher, tangan, atau kaki. Tetapi lutut merupakan bagian sendi yang paling mudah terkena akibat tekanan selama aktivitas fisik sehari-hari.

Menurut Dr.Chin Pak Lin, dari Mt.Elizabeth Novena Hospital, ada beberapa gaya hidup yang mempercepat terjadinya keausan pada bagian lutut. Mulai dari obesitas, kurang olahraga hingga olahraga berlebihan.

"Para atlet lebih mungkin terkena osteoartritis. Mereka yang bukan atlet namun sering mengikuti olahraga high impact seperti pelari marathon juga rentan mengalami radang sendi di bagian lutut," katanya dalam acara media diskusi yang diadakan di Jakarta, Rabu (20/8/14).

Gejala umum radang sendi adalah rasa sakit waktu berdiri, berjalan, atau jongkok, nyeri saat naik-turun tangga, sendi kaku, pembengkakan, hingga perubahan bentuk pada sendi.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengapuran, menurut Chin, pemeriksaan rontgen saja sudah cukup. "Namun untuk pemberian terapi dokter perlu melakukan pemeriksaan yang teliti apakah sumber nyerinya karena ligamen, postur tubuh, atau sebab lainnya," kata direktur medis Orthopaedic Centre Mt.Elizabeth Novena Hospital Singapura ini.

Terapi yang diberikan akan disesuaikan dengan penyebabnya. "Yang utama adalah perubahan gaya hidup. Kalau radang sendinya karena kegemukan, maka lakukan penurunan berat badan. Atau bisa juga mengurangi naik turun tangga, serta menggunakan sepatu yang tidak terlalu tinggi," ujarnya.

Penggunaan obat antinyeri tidak disarankan oleh Chin. "Obat ini dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan pada jantung dan ginjal. Padahal, antinyeri hanya menghilangkan gejalanya saja, penyakitnya tetap ada," paparnya.

Pemberian obat antiinflamasi berupa injeksi juga bisa dilakukan untuk mengurangi pembengkakan pada sendi lutut. Tetapi ini hanya direkomendasikan pada radang sendi tahap awal.

Ia juga menyarankan melakukan olahraga yang tidak terlalu membebani sendi lutut, seperti berenang atau sepeda statis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com