Keterlambatan penanganan pasien stroke, menurut dr.Nizmah, spesialis saraf dari RS.Bunda Jakarta, kebanyakan disebabkan karena orang di sekitar atau keluarga pasien tidak tahu gejala stroke.
"Selain itu stroke juga kadang tidak menimbulkan nyeri dan gejala yang muncul ringan," katanya dalam acara media edukasi mengenai stroke yang diadakan oleh Bunda Neurocenter RS.Bunda Jakarta (26/8/14).
Gejala stroke biasanya terjadi tiba-tiba. Gejala stroke antara lain serangan lemas atau mati rasa secara mendadak pada wajah, lengan, atau kaki. Selain itu pasien juga akan mengalami sulit bicara atau memahami pembicaraan, nyeri kepala hebat, dan hilangnya keseimbangan tubuh secara mendadak.
"Waktu sangat berharga saat terjadi stroke. Kehilangan waktu berarti kehilangan lebih banyak sel otak," katanya.
Stroke terjadi karena pasokan darah ke otak mengalami gangguan, baik itu karena tersumbat atau pembuluh darah pecah. Padahal jika aliran darah ke otak terhambat, sel-sel saraf otak tidak mendapat oksigen, akibatnya sel tersebut mati.
"Jika otak 5 menit tidak mendapat suplai darah, ia akan mati. Sementara pada organ tubuh lain bisa lebih lama, misalnya pada ginjal bisa sampai 20 menit," kata dr.Ibnu Benhadi, spesialis bedah saraf.
Ibnu mengatakan, begitu gejala muncul pasien harus segera dibawa ke rumah sakit. Penanganan stroke sendiri disesuaikan dengan penyebabnya. Bila stroke disebabkan sumbatan pembuluh darah atau disebut stroke iskemik, dokter akan memberikan pengencer darah.
Sementara itu pada stroke akibat pecahnya pembuluh darah atau stroke hemoragik, bisa dilakukan pembedahan.