Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan Kesehatan Gigi Belum Merata, ke Mana Para Dokter Gigi?

Kompas.com - 05/09/2014, 12:06 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia saat ini sudah memiliki 25.000 dokter gigi. Sayangnya, penyebaran dokter gigi di Indonesia tidak merata. Sebanyak 66 persen dokter gigi terpusat di Pulau Jawa. Saat ini, terdapat 23 provinsi di Indonesia masih kekurangan dokter gigi. Demikian diungkapkan Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Farichah Hanum.

"Dalam arti secara absolut sudah mencukupi (dokter gigi), tetapi ternyata sebaran dokter gigi tidak merata,"ujar Hanum saat ditemui di Pepsodent Dental Expert Center, Gandaria CIty, Jakarta, Kamis (4/9/2014).

Menurut Hanum, masalah gender turut mempengaruhi tidak meratanya penyebaran dokter gigi di Indonesia. Ia menjelaskan, Fakultas Kedokteran Gigi di Indonesia lebih banyak melahirkan dokter perempuan. Sebagai salah satu contoh, saat ini sebanyak 85 persen mahasiswa di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia adalah perempuan. Sisanya, hanya 15 persen laki-laki. Namun, tidak ada penjelasan pasti mengapa perempuan lebih banyak berminat menjadi dokter gigi.

Penyebaran dokter gigi yang kebanyakan para perempuan ini tidak selalu mulus ketika ditempatkan di daerah, khususnya daerah terpencil. Menurut Hanum, yang sering terjadi adalah para perempuan setelah menikah akan mengikuti sang suami. Banyak pula yang tidak diizinkan keluarga jika bertugas di daerah kecil.

"Kami juga sedang berpikir keras bagaimana proses distribusi dokter gigi bisa merata. Kami bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, intensif untuk merangsang para dokter gigi ke daerah kecil," kata Hanum.

Sementara itu, Yosi Kusuma Eriwati dari Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) mengatakan, sejumlah fakultas pun terus berupaya agar penyebaran dapat merata. Sejumlah fakultas memiliki program magang para calon dokter gigi ke daerah terpencil.

Calon dokter gigi ini diberi pengalaman agar siap terjun ke lapangan dan ditempatkan di mana saja. Setelah lulus, mahasiswa yang ingin mengabdi di daerah, dapat mendaftar ke Kementerian Kesehatan untuk ditempatkan ke daerah yang belum terdapat dokter gigi.

"Pengalaman jika ditempatkan di daerah jauh lebih besar. Kita juga sudah mendorong mahasiswa agar berani ke daerah," kata Yosi.

Kendala lain yaitu tidak adanya sarana medis untuk pelayanan kesehatan gigi maupun mulut. Untuk diketahui, peralatan untuk kesehatan gigi memang tidak murah. Dokter yang sudah ditempatkan di daerah menjadi kesulitan menangani penduduk yang memiliki permasalahan pada kesehatan gigi dan mulut. Akhirnya, banyak dokter kembali ke daerah perkotaan.

"Sering kali sudah ditempatkan, tapi peralatan di daerah kurang memadai," lanjut Yosi.

Data lainnya menunjukkan, baru sekitar 60 persen atau 7.158 puskesmas di Indonesia yang terdapat dokter gigi. Mirisnya, tak semua puskesmas dilengkapi dengan fasilitas pelayanan kesehatan gigi. Akibatnya, dokter hanya bisa melakukan edukasi mengenai kesehatan gigi sebagai langkah pencegahan kerusakan gigi.

PDGI bersama Kementerian Kesehatan pun berencana menggunakan peralatan praktik gigi berjalan atau portable yang bisa digunakan secara bergilir di daerah-daerah kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau