Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Memilih Sperma dengan Bibit Unggul agar Anak Cerdas?

Kompas.com - 14/10/2014, 07:10 WIB
Dian Maharani

Penulis


KOMPAS.com
- Setiap orangtua tentu berharap memiliki keturunan yang sehat, cakap, dan cerdas. Tetapi, seperti pepatah mengatakan buah tak jatuh dari pohonnya, maka kualitas seorang anak bisa saja mirip dengan orangtuanya. Tetapi, bagaimana dengan sel sperma yang didapatkan dari bank sperma, mungkinkah kita memilih sel sperma yang sesuai dengan kriteria yang diimpikan?

Artis Julia Perez atau yang akrab disapa Jupe beberapa waktu lalu menjadi bahan berita karena ia mengungkapkan keinginannya untuk hamil dengan cara menerima sperma dari donor. Jupe mengaku selektif memilih sperma dari pendonor. Ia ingin mendapat donor dari pria yang cerdas agar anaknya kelak pintar.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Ivan R Sini mengatakan, sperma memang dapat membawa materi genetik pada anak. Mulai dari fisik seperti warna kulit, rambut, membawa sifat, dan kecerdasan.

"Seperti materi telur, sperma akan membawa materi genetik paternal," kata Ivan saat dihubungi Kompas.com Minggu ( 12/10/2014).

Namun, kecerdasan anak tak hanya bisa didapat dari seorang ayah maupun ibu yang juga cerdas. Kecerdasan anak akan lebih dipengaruhi saat pertumbuhannya dalam kandungan hingga lahir dan tumbuh kembangnya.

"Kecerdasan secara genetik memang ada basic-nya. Tapi ini dipengaruhi juga oleh tumbuh kembang anak sendiri yang multifaktorial," terang direktur RS Bunda Jakarta ini.

Dengan kata lain, percuma jika anak secara genetik mewarisi kecerdasan tetapi dalam masa pertumbuhannya ia kurang mendapatkan stimulasi dan gizi yang baik.

Bank sperma

Ivan menjelaskan, di beberapa negara seorang wanita memang bisa mendapatkan kehamilan dengan mencari sperma dari bank sperma. Calon ibu hamil itu bisa mendapat dari donor yang tidak dikenal (anonymous) maupun yang dikenal.

Pada donor yang tidak dikenal umumnya diberikan bayaran. Berdasarkan undang-undang di Inggris, ada konsekuensi jika data donor diungkapkan. Menurut Ivan, hal ini membuat banyak pendonor menarik diri untuk memberikan spermanya.

Sperma dari donor ini akan dikumpulkan di bank sperma. Di bank sperma tertentu, seseorang dapat memilih sperma yang diinginkan melalui sistem di komputer, misalnya dari pria berkulit putih, rambut ikal, dan pekerjaan pria tersebut.

"Tergantung pada center mana, tetapi umumnya background check dan karakteristik fisik pada anonymous donor dapat di pilih melalui sistem komputer, termasuk umur, warna kulit, rambut, pekerjaan, dan lainnya," kata Ivan.

Sperma-sperma dari donor akan tahan lama disimpan di bank sperma jika tanpa perubahan temperatur dan kondisi tabungnya.

Seperti pernah dijelaskan sebelumnya, proses kehamilan dengan sperma dari donor sama halnya dengan program bayi tabung maupun inseminasi. Hanya saja, sperma berasal dari pendonor atau bukan dari suami wanita tersebut.

Ivan menjelaskan, jika tidak ada masalah dengan alat reproduksi pihak wanita, maka angka kehamilan menggunakan sperma dari donor akan sama dengan angka kehamilan secara natural. Untuk inseminasi tingkat keberhasilannya 15-20 persen sedangkan bayi tabung sekitar 40-45 persen.

Namun menerima sperma dari donor tidak diperbolehkan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam ketentuan upaya kehamilan di luar cara alamiah, sel sperma harus berasal dari suami yang sah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau