Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/11/2014, 11:40 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


KOMPAS.com - Hampir setiap orang telah mengetahui betapa berbahayanya stroke. Penyakit yang disebabkan oleh pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah ke otak ini bisa membuat penderitanya meninggal dunia, atau jika selamat mengalami kecacatan.

Ratusan ribu orang menderita stroke setiap tahunnya. Di AS, lebih dari tiga perempat dari jumlah tersebut adalah orang yang baru pertama kali mengalami stroke.

Stroke paling sering terjadi karena aliran darah ke bagian otak tersumbat, biasanya karena ada bekuan darah. Jika tidak ada aliran darah, maka sel-sel otak akan mati dalam 90 detik.

"Mengobati stroke itu sangat sulit, karena itu lebih baik dicegah," kata Dr.Gregory Albers.

Penelitian tahun 2010 menyebutkan, 90 persen faktor penyumbang stroke adalah tekanan darah tinggi, kegemukan, dan merokok. Jika kita bisa mengubah faktor-faktor tersebut, risiko untuk terkena stroke pun akan lebih rendah.

Para ahli telah mengeluarkan panduan dalam penanganan stroke. Panduan terakhir dikeluarkan tahun 2011 yang lebih menitikberatkan pada pencegahan stroke pertama kali. Ini karena jika sudah terkena stroke, biasanya akan terjadi stroke berikutnya.

Kini telah dikeluarkan panduan terbaru dalam penanganan stroke. Menurut Dr.Andrew Russman, pakar stroke dari Cleveland Clinic, mengatakan sebagian dari panduan tersebut masih sama dengan panduan sebelumnya, hanya saja diperbaharui dengan penggunaan tes online untuk mengatahui risiko stroke seseorang dalam 10 tahun mendatang.

Meski begitu, panduan terbaru itu menuai kontroversi karena menyarankan seseorang yang punya risiko terkena stroke dalam 10 tahun mendatang untuk memakai obat statin (penurun kolesterol) selain mengatur pola makan dan olahraga.

Panduan tersebut juga merekomendasikan penggunaan obat-obatan pengencer darah pada orang yang mengalami gangguan irama jantung yang bisa menyebabkan bekuan darah.

Dalam hal pola makan, disarankan pula untuk mengurangi sodium dan mengonsumsi lebih banyak makanan mengandung potasium untuk menurunkan tekanan darah. Pola makan yang direkomendasikan adalah diet ala Mediterania yang sarat buah, sayuran, serelia utuh, dan ikan.

"Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama terjadinya stroke. Jaga agar tekanan darah dibawah 120/80," kata Albers.

Pantaulah tekanan darah Anda secara teratur, jangan menunggu datang ke dokter untuk memeriksanya. "Jika ada satu hal yang bisa Anda lakukan, itu adalah mengetahui tekanan darah dan menjaganya tidak tinggi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau