Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Kuat Menghadapi Perilaku Ayah yang Pemabuk dan Pemarah

Kompas.com - 09/02/2015, 19:00 WIB

TANYA:

 
Saya seorang mahasiswa yang baru menyelesaikan studi D3 sekitar 2 tahun lalu. Saya anak pertama dari 3 bersaudara. Bapak saya seorang pemabuk. Selain itu beliau juga sangat keras pada anak-anaknya karena berasal dari keluarga darah biru. Dari kecil saya, ibu, dan adik sering menjadi bulan-bulanan saat bapak mabuk. Kami kerap dipukuli dan pernah saya mau diperkosa saat masih SD kelas 6 dan SMP kelas 3 saat ibu sedang sibuk berjualan di pasar.
 
Sampai sekarang saya merasa lebih nyaman berada di luar rumah karena setiap melihat wajah bapak saya seperti neraka. Beliau sangat sensitif dan pemarah oleh hal-hal kecil pun. Setamat SMA saya mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi D3 di Jakarta. Saya bahagia dalam menjalani pendidikan saya dan jauh dari rumah.
 
Tapi setelah tamat kuliah saya harus kembali ke daerah asal karena harus mengikuti aturan pemerintah daerah yang memberi saya beasiswa. Saya orang yang pendiam dan tertutup. Saya juga sering menangis sendiri dan mengeluarkan perasaan dengan bicara sendiri. Selama di rumah hati saya tersiksa dan ingin keluar dari rumah. Penyakit maag yang saya derita sering kumat karena saya tak ada nafsu makan. Bagaimana sebaiknya ya dok, apa saya harus pindah saja?
 
Lifah (22), Palu


JAWAB:

Lifah yang baik,

Peristiwa traumatik masa lalu memang sering kali membawa dampak yang signifikan di masa kini. Hal tersebut terjadi karena biasanya kita yang mengalami peristiwa traumatik itu belum benar-benar bisa lepas dari peristiwa traumatik tersebut atau beresolusi dengan peristiwa tersebut. Sering kali pemicu peristiwa traumatik tersebut juga sering kita hadapi sehari-hari sehingga semakin sulit kita untuk bisa lepas dari kecemasan yang selalu menghantui kita sehari-hari.

Lifah tidak menjelaskan apakah ayah Anda sekarang masih bersikap sama seperti saat Anda masih kecil? Jika beliau sudah berubah artinya Lifah akan lebih banyak berhubungan dengan masa lalu Lifah yang tidak nyaman.

Masalah kepindahan ke tempat lain yang jauh dari sumber traumatik memang bisa dilakukan. Hanya saja untuk itu Lifah mungkin harus mempertimbangkan banyak hal seperti kondisi ibu dan keluarga yang ditinggalkan selama ini.

Coba diskusikan dengan ibu Anda bagaimana kondisi rumah sekarang, sebagai anggota keluarga tentunya Lifah juga masih punya tanggung jawab bersama memelihara keluarga. Saya berharap saat ini ayah Lifah sudah berubah dan hal tersebut membuat Lifah tidak mengingat kembali peristiwa traumatik yang pernah dialami.

Terkadang memang membutuhkan bantuan ahli dalam melepaskan peristiwa traumatik tersebut. Lifah bisa berkunjung berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk masalah ini. Semoga bisa bermanfaat. Salam Sehat Jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau