JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparingga meminta masyarakat tak perlu khawatir yang berlebihan dengan pemberian obat anestesi atau obat bius di rumah sakit, menyusul kasus meninggalnya dua pasien di Rumah Sakit Siloam Karawaci.
Seluruh obat anestesi Buvanest Spinal produksi PT Kalbe Farma itu telah ditarik dari pasaran hingga terdapat hasil investigasi secara menyeluruh.
“Masyarakat jangan terlalu risau, tidak perlu khawatir. Ini bukan seperti obat yang bisa dibeli di pasaran. Yang memberikan obat itu dokter anestesi,” ujar Roy saat dihubungi Kompas.com Selasa (17/2/2015).
Menurut Roy, BPOM telah meminta Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia hingga Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi untuk sementara menghentikan penggunaan obat Buvanest Spinal kepada pasien.
Humas RS Siloam Heppi Nurfianto menyatakan pihaknya telah melakukan pemberian obat anastesi tersebut sesuai prosedur. Hasil penyelidikan sementara, kedua pasien meninggal dunia karena mendapat suntikan Buvanest Spinal yang isinya tidak sesuai atau tertukar dengan obat lain. Sebab, pasien lain yang juga menggunakan obat bius dengan jenis dan keluaran yang sama tidak mengalami masalah.
Pasien yang meninggal yaitu, pasien yang menjalani operasi caesar dan urologi. Untuk pasien caesar, bayi yang dikandungnya selamat. Atas kejadian ini, PT Kalbe Farma telah melakukan penarikan mandiri terhadap seluruh obat Buvanest Spinal.
BPOM pun telah melakukan investigasi mendalam terkait dugaan tertukarnya isi obat Buvanest Spinal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.