Gula merupakan musuh terbesar bagi gigi. Zat gula di dalam rongga mulut akan menjadi "makanan" bagi bakteri dan diubah menjadi asam. Asam inilah yang dapat merusak lapisan email gigi dan menyebabkan gigi berlubang.
Penelitian juga menemukan bahwa lubang pada gigi akan terus melebar jika kita banyak mengasup makanan manis atau menambahkan gula pada makanan.
"Karena itu rekomendasi WHO yang terbaru menyarankan untuk membatasi asupan gula kurang dari 5 persen dari total kalori harian, atau setara dengan 25 gram gula atau 6 sendok teh," kata drg.Ratu Mirah Afifah, Head of Professional Relationship Oral Care PT.Unilever Indonesia.
Sebelumnya, pada tahun 2012 WHO merekomendasikan untuk menurunkan asupan gula kurang dari 10 persen dari asupan total harian. Tetapi kemudian aturan tersebut direvisi lagi.
"Jika kita mengurangi gula kurang dari 5 persen dari total kalori harian, manfaatnya adalah menurunkan risiko gigi berlubang seumur hidup," imbuh Mirah.
Asupan gula bisa berupa sukrosa, glukosa, atau fruktosa. Ini berarti bukan hanya permen yang lengket saja yang bisa merusak gigi, tapi juga minuman bersoda, minuman energi (sport drink) madu, jus buah, dan sebagainya.
Salah satu kiat untuk mengurangi asupan gula adalah dengan menggabungkan waktu makan dengan waktu ngemil. "Jadikan makanan manis itu sebagai dessert agar produksi asamnya tidak terlalu banyak dibandingkan dengan jika kita mengonsumsi makanan manis di antara waktu makan," katanya.
Orangtua juga perlu membatasi konsumsi gula pada anak. Jaga kesehatan gigi anak dengan selalu membersihkan gigi anak setelah mereka mengonsumsi susu. "Paling tidak berkumur dengan air putih. Selain itu jangan biasakan anak mengedot botol susu sebelum tidur karena itu sama saja dengan merendam gigi anak ke dalam susu," ujarnya.
Selain mengurangi konsumsi gula, jaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi dua kali sehari pada pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Periksakan gigi ke dokter gigi setiak 6 bulan sekali dan minum cukup air putih.