Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2015, 14:08 WIB

KOMPAS.com - Meningitis atau radang selaput otak disebabkan oleh berbagai organisme, seperti virus, bakteri, atau jamur, yang menyebar masuk ke dalam darah dan berpindah ke cairan otak. Walau berakibat fatal, penyakit ini sebenarnya bisa dicegah.

Dalam situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebutkan, meningitis yang disebabkan oleh bakteri sangat berbahaya karena menyebabkan kerusakan otak dan 50 persennya kematian. Presenter dan komedian Olga Syahputra juga diberitakan meninggal dunia akibat meningitis setelah selama setahun berjuang melawan penyakit ini.

Ada beberapa jenis bakteri yang perlu diwaspadai, yakni Streptoccocus pneumoniae (pneumokokus) dan Neisseria meningitides. Bakteri Neisseria meningitides ini memiliki 12 jenis dan ada 6 jenis yang sudah berhasil diidentifikasi.

Bakteri penyebab meningitis ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui udara, yakni lewat percikan ludah, pernapasan, atau lendir tenggorokan. Penyebab lainnya adalah berbagi alat makan dan minum, atau pun berbagi batang rokok yang sama.

Selain orang dewasa yang baru melakukan ibadah Umroh atau Haji, yang paling rentan terserang meningitis adalah bayi berusia di bawah setahun, karena ini adalah periode jaringan otak masih berkembang. Jika terinfeksi, otak akan terganggu dan menyebabkan kecacatan.

Data WHO menunjukkan, sekitar 1,8 juta bayi dan balita meninggal setiap tahun akibat meningitis. Untuk bayi terdapat dua jenis vaksin meningitis, yakni ada yang mencegah kuman Hib dan juga ada yang mencegah kuman Pneumokokus. Dianjurkan untuk mendapatkan kedua vaksin tersebut sesuai jadwal.

Selain itu vaksin meningitis diwajibkan untuk mereka yang akan bepergian ke luar negeri atau ke Arab Saudi. Pemberian vaksin dianjurkan pada 10-14 hari sebelum keberangkatan agar antibodi sudah terbentuk dengan kuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com