Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Indonesia Pun Bisa Lakukan Bedah Plastik ala Bintang Korea

Kompas.com - 10/04/2015, 11:15 WIB

KOMPAS.com - Penampilan yang cantik dan rupawan menjadi dambaan setiap orang. Di zaman modern seperti sekarang, "kekurangan" fisik bawaan bisa diatasi dengan prosedur operasi plastik. Mulai dari menyempurnakan bentuk hidung, dahi, kelopak mata, rahang, hingga membuang lemak tubuh.

Pada prinsipnya operasi bedah plastik, jika sesuai standar dan prosedur, tidak akan membahayakan. Demikian disampaikan dr. Erythrina Permata Sari SpBP-RE, Spesialis Bedah Plastik RSUP Kariadi Semarang, kepada harian Tribun Jateng. Berikut adalah opininya mengenai keamanan operasi plastik.

Saya mengumpamakan sebuah mobil yang mengalami kerusakan. Kemudian mobil tersebut diperbaiki di bengkel hingga selesai. Begitu keluar dari bengkel, maka mobil tersebut sudah dalam kodisi baik. Namun manusia itu bukan seperti mobil yang masuk bengkel dan diservis langsung jadi.

Manusia itu kalau dioperasi selalu ada resiko, apakah itu disebut efek samping atau komplikasi. Namun ada mekanisme agar hal itu tidak terjadi. Sebaliknya jika perawatannya tidak baik, pasti ada infeksi atau efek samping.

Harus kita akui berbagai hal yang terkait Korea sedang ngetren. Hal itu ditunjang manajemen promosi besar-besaran dari negara K-pop tersebut. Tren Korea berawal adanya grup boyband atau film-film romantis Korea yang masuk dan populer di Indonesia. Kondisi itu mampu menyedot perhatian masyarakat Indonesia. Sehingga masyarakat terinspirasi meniru gaya artis asal Korea.

Tribun Jateng Dokter Erythrina Permata Sari SpBP-RE, Spesialis Bedah Plastik RSUP Kariadi Semarang.

Kalau di Indonesia, dokter bedah tidak boleh mempromosikan diri. Juga tidak boleh membuat iklan mempromosikan diri. Sementara di luar negeri seperti Korea, mereka promosi besar-besaran. Promosi di Korea sekarang dikemas dalam paket wisata medis.

Meski demikian, itu tidak serta merta memengaruhi masyarakat dalam jumlah banyak. Selain faktor biaya yang cukup besar untuk melakukan operasi ke Korea, masyarakat Indonesia mulai percaya bahwa kualitas operasi oleh dokter di dalam negeri tidak kalah dengan dokter luar negeri.

Sebenarnya apa yang dikerjakan di Korea, sama saja yang kita kerjakan di sini. Kita juga melakukan operasi bedah plastik. Namun, paradigma masyarakat kita masih luar negeri minded. Ingin dipandang hebat dengan melakukan operasi di luar negeri, meskipun kualitas di sini juga sama.

Paradigma seperti itu ingin kita ubah. Caranya dengan meningkatkan kualitas hasil operasi bedah plastik yang dilakukan para dokter bedah dalam negeri.

Adanya paket wisata operasi bedah plastik ala Korea justru menjadikan masyarakat lebih terbuka melakukan operasi. Dulunya operasi plastik masih dianggap negatif oleh sebagian kalangan. Sekarang saja saya setiap hari selalu mendapat pasien yang ingin operasi plastik. Entah itu untuk rekonstruksi atau pun estetik.

Hanya saja, jumlahnya masih banyak yang untuk rekonstruksi. Operasi bedah untuk rekonstruksi digunakan untuk orang yang mengalami luka atau cacat. Dari kondisi yang kurang normal, dibuatlah menjadi normal. Sedangkan untuk estetik, dilakukan oleh orang yang kondisinya normal menjadi lebih normal lagi, seperti lebih cantik atau lebih tampan. (Tribun Jateng Cetak)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau