Program pencegahan terhadap tindakan kekerasan seksual ini, selain bisa diajarkan di rumah, dapat dilakukan pula di sekolah. Studi terbaru menunjukkan, anak-anak yang belajar tentang pencegahan tindak kekerasan di sekolah lebih sering melaporkan kekerasan yang dialami mereka sendiri dibandingkan dengan anak-anak yang tidak diajarkan tentang hal tersebut.
Menurut Kerryann Walsh, penulis utama studi dari Queensland University of Technology, Brisbane, Australia, hasil ini memperkuat temuan dari ulasan sebelumnya. "Program ini meningkatkan pengetahuan anak-anak atas konsep kekerasan seksual serta kemampuan mereka dalam bereaksi serta merespon terhadap situasi yang penuh risiko," terang Walsh.
Analisis pun dilakukan terhadap 24 percobaan dari program pencegahan berbasis sekolah. Program ini mencakup hampir 6.000 anak sekolah dasar dan menengah di Amerika Serikat, Kanada, CIna, Jerman, Spanyol, Taiwan, dan Turki.
Metode dalam program tersebut bervariasi. Tetapi dalam program itu banyak diajarkan aturan tentang keamanan anak, kepemilikan tubuh, bagian pribadi dari tubuh, membedakan jenis sentuhan dan tipe rahasia, serta kepada siap mereka perlu mengatakan.
Dalam penyampaiannya, beberapa program menggunakan film, permainan, lagu, boneka, buku atau games. Sementara yang lainnya memasukkan unsur permainan peran dan diskusi.
Program terpendek terdiri dari sesi tunggal selama 45 menit. Program lainnya, mencakup hingga 8 kali sesi, masing-masing selama 20 menit, dalam hari yang berturutan.
Sekitar empat dari 1.000 anak yang tidak ikut serta dalam program pencegahan melaporkan beberapa bentuk kekerasan seksual. Pada anak yang mengikuti program pencegahan, seperti dilaporkan dalam Cochrane Library, ada 14 dari 1.000 anak yang melaporkan bentuk kekerasan seksual.
Dikatakan Elizabeth L. Jeglic, yang melakukan riset pelaku seks di John Jay College of Criminal Justice, New York, jenis program ini serupa dengan program pencegahan berbasis interaktif sekolah untuk merokok dan penggunaan obat-obatan yang telah terdokumentasi keefektivannya.
Terkait dengan hal tersebut, orang tua sebaiknya mulai berbicara kepada anak-anaknya tentang kekerasan seksual di usia 3-4 tahun denganbahasa yang sesuai dengan usianya. Pembicaraan ini dapat bisa diawali dengan pendidikan seksual dengan tujuan agar anak terlindung dari masalah seksual yang dapat berakibat buruk bagi dirinya.
Anak juga dilatih untuk segera melapor kepada orang tuanya jika ada seseorang yang menyentuhnya dengan tidak nyaman. Mereka dapat dilatih untuk berteriak sekeras-kerasnya guna melindungi diri dari pelecehan ataupun kekerasan seksual.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.