Hasil studi yang dilakukan di University of Sydney ini, disebutkan American Society of Clinical Oncology dapat menawarkan cara untuk mengurangi beban kesehatan dan biaya dari kanker kulit. Kanker kulit ini, termasuk jenis penyakit yang kerap dijumpai pada orang dengan kulit putih.
Penyebab utama kanker kulit non melanoma ini adalah paparan radiasi ultraviolet sinar matahari, yang merusak DNA seluler dan menekan kemampuan sistem imunitas kulit untuk memusnahkan sel-sel abnormal. "Kami mencari jalan untuk melawannya," ujar Diona Damian, profesor dermatologi di University of Sydney.
Dikatakan penulis utama studi tersebut, 386 pasien yang terlibat dalam riset menunjukkan bahwa nikotinamida mengurangi risiko untuk kanker sel skuamosa dan basal, jenis dari kanker kulit non melanoma yang umum ditemui.
Efek perlindungan nampaknya dimulai tiga bulan setelah konsumsi dimulai. Namun, berhenti setelah pasien menghentikan konsumsi vitaminya. "Hal ini mengindikasikan perlunya melanjutkan konsumsi tablet agar efektif," lanjutnya.
Menurut Dr. Peter Paul Yu, presiden ASCO dan direktur riset kanker Palo Alto Medical Foundation, vitamin tersebut tergolong jenis vitamin yang murah. "Dan mudah diperoleh," imbuh Damian.
Meski ada efek perlindungan dari nikotinamida, para peneliti mewanti-wanti mereka yang berisiko tinggi terkena kanker kulit, agar tetap menggunakan tabir surya dan melakukan skrining kanker kulit secara rutin.
Selain itu, nikotinamida, lanjut Damian, sebaiknya hanya digunakan oleh mereka yang berisiko tinggi untuk kanker kulit. "Ini bukan sesuatu yang akan kami rekomendasikan, untuk populasi umum," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.