Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlukah Perokok Melakukan Deteksi Dini Kanker Paru?

Kompas.com - 23/07/2024, 20:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Merokok adalah faktor risiko terbesar terjadinya kanker paru. Untuk itu perokok berat atau mantan perokok direkomendasikan untuk melakukan deteksi dini kanker paru.

Selain rokok, faktor risiko kanker paru lainnya adalah kerentanan genetik, polusi udara, paparan zat kimia dan radioaktif, serta riwayat tuberkulosis.

Menurut dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular, Hariadi Hadibrata, di Indonesia angka kematian akibat kanker paru cukup tinggi dan kebanyakan dialami pasien laki-laki.

"Ini karena masih kurangnya edukasi tentang merokok dan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, “ tutur dokter dari RS Siloam MRCCC Semanggi Jakarta ini.

Ia mengatakan, penapisan (screening) kanker paru direkomendasikan untuk beberpa kasus, yaitu mantan perokok dan orang berusia di atas 50 tahun yang masih merokok.

"Skrining rutin dengan CT scan dapat membantu menemukan sel kanker pada tahap awal atau sel yang dapat berkembang menjadi kanker," ujar dr.Hadibrata.

Baca juga: Skrining Efektif Kanker Paru lewat Metode LDCT

dr. Hariadi Hadibrata, Sp.BTKVDok RS Siloam MRCCC Semanggi dr. Hariadi Hadibrata, Sp.BTKV
Pemeriksaan kanker paru juga dianjurkan jika ada riwayat keluarga deket yang menderita kanker paru, terutama jika didiagnosis di usia muda.

Selain dengan pemeriksaan CT scan, pemeriksaan yang sering dilakukan dokter adalah rontgen dada, tes sputum untuk menganalisis dahak, serta tes genetik dan biomarker.

Biopsi

Pemeriksaan lain yang umum dilakukan adalah biopsi. Pemeriksaan ini untuk memastikan hasil dari screening awal atau pun menentukan jenis dan stadium kanker.

"Biopsi memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi tipe sel kanker dan karakteristik khusus lainnya. Misalnya, biopsi dapat membantu menentukan apakah sel kanker tersebut termasuk dalam kanker paru kecil atau kanker paru non-kecil. Informasi ini akan memengaruhi rencana pengobatan dan terapi yang diberikan," kata dr. Hadibrata.

Baca juga: Berapa Lama Nikotin Bertahan dalam Peredaran Darah?

Saat ini prosedur biopsi bisa dilakukan dengan bedah minimal invasif sehingga tidak memerlukan bedah terbuka untuk memasukkan alat ke rongga dada.

Metode minimal invasif yang bernama Video Assisted Thoracoscopic Surgery (VATS) ini dilakukan dengan memasukkan kamera video kecil dan instrumen bedah melalui lubang yang dibuat di dinding dada, kira-kira berukuran kurang lebih 5 milimeter.

"Tidak setiap kasus kanker paru memenuhi syarat untuk VATS. Setiap pasien memiliki kondisi yang berbeda dan dokter akan mengevaluasi setiap kasus secara individu, termasuk lokasi dan stadium kanker, sebelum menentukan apakah VATS adalah metode yang tepat untuk pasien tersebut," kata dr.Hadibrata.

Gejala dan jenis kanker

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau