KOMPAS.com – Marie Cuthbertson (bukan nama sebenarnya) selama puluhan tahun mengalami alergi aneh, yaitu alergi terhadap air mani suaminya sendiri. Hal ini membuat kehidupan seks Marie yang kini berusia 50 tahun dan suaminya Mark (49) menjadi sangat terganggu.
Wanita asal Sheffield ini merasa kesakitan pada bagian vaginanya dan peradangan setelah berhubungan seksual dengan suaminya. Marie sempat didiagnosa menderita penyakit menular seksual. Namun, ternyata alergi sperma yang menyebabkan reaksi buruk setelah berhubungan seksual.
Sebagai solusinya, dokter pun menyarankan suami Marie menggunakan kondom setiap kali bercinta. “Kami tidak ingin menggunakan kondom, tetapi itu solusinya,” kata Marie.
Alergi ini bisa menyebabkan iritasi, gatal-gatal, bahkan syok anafilaksis, yaitu reaksi alergi berat yang bisa menyebabkan kematian. Penelitian juga mengungkapkan, alergi ini dapat memicu serangan asma. Wanita berusia 20 sampai 30 diperkirakan akan mengalami reaksi tersebut beberapa saat setelah berhubungan seksual atau satu jam setelahnya.
Alergi air mani memang cukup langka. Dosen ilmu reproduksi di Manchester Metropolitan University Michael Carroll mengungkapkan, berdasarkan penelitiannya, ada sekitar 12 persen wanita yang mengalami alergi tersebut.
Menurut dia, banyak kasus alergi air mani yang tidak diketahui karena tidak terdiagnosis saat diperiksa oleh dokter. Dokter sering salah mendiagnosa karena gejalanya mirip dengan penyakit kulit dermatitis dan beberapa penyakit menular seksual. Banyak pula pasien yang malu mengungkapkannya.
Sementara itu, para ilmuwan di Australia percaya bahwa reaksi alergi terkait dengan adanya endometriosis, yaitu sel-sel endometrium yang melapisi rahim terletak di luar rahim. Bagaimana alergi bisa terjadi? Seorang peneliti genetika dan reproduksi dari University of Adelaide, Jonathan McGuane menemukan bahwa seekor tikus yang mengalami endometriosis akan memiliki hormon Transforming Growth Factor -1 (TGF-1) lebih rendah di rahim mereka.
Salah satu penulis utama studi ini yang juga seorang imunologi Profesor Sarah Robertson dalam penelitiannya mengungkapkan, hormon TGF-1 dapat mengubah lapisan rahim sehingga menjadi lebih subur dan kebal terhadap infeksi.
Alergi ini ternyata tak hanya dialami oleh wanita. Dalam beberapa kasus diketahui bahwa laki-laki juga bisa alergi terhadap air mani mereka sendiri. Reaksi alergi yang muncul yaitu flu, rasa sakit, kulit kemerahan, merasa lelah, hingga sulit berkonsentrasi.
Seperti pernah dilaporkan dalam The Journal Of Sexual Medicine, seorang pria Cina kulitnya ruam saat terkena air maninya sendiri. Para ilmuwan pun masih meneliti lebih lanjut adanya alergi terhadap air mani ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.