Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/06/2015, 12:00 WIB

KOMPAS.com - Menjalani transplantasi ginjal adalah hal yang besar. Demikian pula dalam menjalani transplantasi pankreas. Tetapi, mendapatkan transplantasi ginjal dan pankreas sambil menjalani pencangkokan kulit kepala dan tengkorak belum pernah terjadi sebelumnya sampai baru-baru ini.

Pada Mei 2015 lalu, dokter di Texas, Amerika, melakukan transplantasi multi-organ pertama yang dipasangkan dengan transplantasi tengkorak dan jaringan kulit kepala.

Pasien, James Boysen (55) adalah warga Austin, Texas, yang didiagnosis kanker langka yang disebut leiomyosarcoma di tahun 2006. Kanker ini mengenai otot di bawah kulit kepala. Tadinya dokter mengira kanker itu telah sukses diatasi dengan kemoterapi dan radiasi. Namun ternyata Boysen memiliki luka yang dalam dan luas di kulit dan tulang atas kepalanya.

Bukan hanya memerlukan operasi untuk memperbaiki kulit kepala dan tengkoraknya, Boysen juga butuh ginjal dan pankreas baru. Didiagnosis diabetes saat berusia 5 tahun, ia sebenarnya sudah menjalani cangkok ginjal dan pankreas di tahun 1992, tapi dokter belum lama ini menyatakan ia butuh organ baru.

Walau begitu, dokter yang menangani BOysen menghadapi dilema: luka di kepala Boysen membuat pencangkokan organ dalam jadi tak mungkin. Luka itu membuat pasien lebih rentan infeksi.

"Luka yang sudah ada, terutama yang besar, adalah penyebab utama terjadinya infeksi. Ada aturan umum bahwa jika ada luka besar, tidak boleh dilakukan pencangkokan," kata Dr.Jesse Selber, ahli bedah plastik dan rekonstruksi dari Anderson Cancer Center di Houston, salah satu dari tim dokter yang menangani kasus ini.

Di lain pihak, dokter juga takut jika mengobati luka (dengan melakukan operasi rekonstruksi di kepala Boysen) akan membuat organ-organ dalamnya makin lemah.

Dokter akhirnya membuat keputusan untuk mengombinasikan semua pencangkokan pada satu operasi. Menurut Selber, ini adalah operasi yang sangat rumit karena memakai organ dan jaringan dari satu donor.

Lebih dari 50 tenaga medis terlibat dalam prosedur ini dan butuh 15 jam untuk menyelesaikan operasinya. Boysen mendapatkan dua organ baru (ginjal dan pankreas), dan juga tulang tengkorak dan jaringan kulit kepala.

"Koordinasi kasus ini sangat sulit. Kami harus berkoordinasi dengan tim bedah berbagai bidang dari rumah sakit yan berbeda untuk melakukan hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya," katanya.

Bagi Boysen sendiri risiko kegagalan operasinya sangat besar. Namun menurut Selber saat ini pasiennya sedang dalam proses pemulihan. Walau ada kemungkinan tubuh Boysen akan menolak organ baru, tapi ia berada dalam pengawasan ketat dokter.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com