JAKARTA, KOMPAS.com — Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan adanya kandungan klorin pada 9 pembalut wanita dan 7 pantyliner yang biasa dipakai saat menstruasi. Hasil penelitian YLKI ini membuat masyarakat resah, terutama para wanita, karena dikatakan dapat berisiko menyebabkan iritasi, gatal-gatal, hingga keputihan.
Menurut dr Boy Abidin SpOG, belum ada penelitian yang mengungkap efek klorin dalam pembalut terhadap kesehatan organ intim wanita. "Sampai saat ini, setahu saya, belum ada penelitian tentang efek klorin pada pembalut. Namun, logikanya, pembalut ini kan dipakai di bagian luar vagina sebagai penampung darah menstruasi. Jadi, ya harusnya aman," ujarnya saat dihubungi oleh Kompas.com, Rabu (8/7/2015).
Ia mengatakan, perlu ada penjelasan lebih lanjut mengenai kadar klorin yang dianggap bisa membahayakan kesehatan organ intim wanita.
Yang terpenting, jagalah kebersihan organ intim selama masa menstruasi, dengan rutin mengganti pembalut dan membersihkan vagina setidaknya setiap 4 jam sekali. Ini perlu dilakukan untuk menghindari kondisi lembab yang bisa menjadi tempat tumbuhnya kuman.
Selain itu, bersihkan organ intim dari arah depan ke belakang untuk menghindari berpindahnya kuman di anus ke vagina. Dengan begitu, kita bisa mencegah terjadinya iritasi, dan menghindari berbagai kuman yang berpotensi menjadi penyakit.