Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/08/2015, 20:22 WIB
SUKABUMI, KOMPAS.com - Tanaman obat temulawak atau dalam bahasa Latin disebut Curcuma xanthorriza disiapkan menjadi ikon obat herbal asli Indonesia. Diharapkan temulawak bakal dikenal sebagai ciri khas herbal Indonesia seperti halnya ginseng dari Korea.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, Dr.Roy Sparringa mengatakan, temulawak adalah unggulan asli Indonesia. "Tanaman ini dari pulau Jawa lalu menyebar ke Asia Tenggara, India, Tiongkok, sampai Amerika Serikat. Ada bahasa-bahasa lokal dari temulawak ini," katanya dalam acara peresmian SOHO Center of Excellence in Herbal (SCEHR) Research di Nagrak, Sukabumi (13/8/15).

Walau tanaman temulawak kini bisa ditemui di banyak negara, namun menurut Roy kadar zat aktif dalam tanaman rimpang ini, yakni Curcuminoid dan Xantrorrhizol oil dari kurkuma Indonesia yang paling dicari.

Ditambahkan oleh Prof.Agus Purwadianto, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan pakar bioetika, gerakan untuk menjadikan temulawak sebagai salah satu ikon obat herbal Indonesia sudah dimulai dengan menteri di Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Banyak menteri yang tiap jumat minum jamu bersama, walau sekarang agak menyurut. Jamu juga akan dimasukkan dalam warisan budaya sepertihalnya Batik. Gerakan-gerakan ini akan terus kita angkat," katanya.

Roy mengatakan, dari sekitar 900 obat herbal yang terdaftar di Indonesia, sebagian besarnya mengandung temulawak.

Manfaat temulawak sendiri sudah dibuktikan melalui riset ilmiah, antara lain memelihara fungsi hati, memperbaiki fungsi pencernaan, meningkatkan nafsu makan, dan masih banyak lagi.

Untuk menggali potensi tersebut SOHO Global Health meresmikan fasilitas riset herbal SCEHR di Sukabumi. Dengan fasilitas seluas 12 hektar, SOHO bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor, melakukan penelitian dan pengembangan varietas bibit temulawak.

"Kami akan mulai dengan temulawak, kalau berhasil akan ditambah dengan tanaman herbal lainnya," kata Tan Eng Liang, Presiden Komisaris SOHO Global Health, saat meresmikan fasilitas tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau