KOMPAS.com - Perpisahan dengan orang yang Anda cintai, tidak hanya akan membuat Anda patah hati, sedih, marah dan kesepian. Perpisahan atau perceraian juga akan merugikan kesehatan fisik Anda.
"Setiap pikiran, setiap tindakan, setiap kata, menciptakan respon fisik oleh otak," jelas Kathleen Hall, ahli manajemen stres dan pendiri Mindful Living Network. "Selama perceraian, Anda memilah-milah hal-hal besar dalam hidup Anda. Pernikahan, cinta, anak-anak. Ketika semua itu kandas, rasanya seperti ada bom yang dijatuhkan dan merusak nilai-nilai dan sudut pandang Anda selama ini. Hal ini akan memengaruhi fisiologis lebih dari yang Anda bisa bayangkan."
Berikut ini penjelasan tentang bagaimana perceraian dapat sangat merugikan kesehatan Anda baik secara fisik maupun mental, dan cara mengatasinya.
1. Stres kronis
Akibat stres karena perceraian, tubuh akan melepaskan hormon stres yang disebut kortisol. Menurut Hall, sejumlah besar kortisol selama periode stres, seperti selama perceraian, dapat memengaruhi hampir semua sistem kerja organ di dalam tubuh, termasuk tekanan darah dan denyut jantung.
2. Sulit tidur
Masih menurut Hall, tubuh dapat resah dengan tidak lagi memiliki pasangan yang akrab di sisi Anda. Akibatnya, timbullah stres fisik yang membuat Anda tidak bisa memejamkan mata. Kadar kortisol yang tinggi juga dapat berkontribusi menjadi penyebabnya.
Stres dan kurang tidur seperti lingkaran setan. Stres membuat Anda sulit tidur, sebaliknya kurang tidur dapat memicu stres. Hall menyarankan Anda untuk mendahulukan tidur terlebih dulu agar kadar stres otomatis berkurang.
3. Melemahkan daya tahan
Stres dapat memengaruhi daya tahan dengan cepat. Penyakit flu misalnya, mudah menyerang mereka yang stres. Pasalnya, saat stres daya tahan tubuh menjadi lemah. Penyakit autoimun, di mana tubuh berbalik melawan dirinya sendiri, juga mungkin terjadi setelah proses perceraian yang berat.
Ketika benak Anda terlilit oleh pusaran pikiran dan emosi negatif yang biasa menyertai perceraian, jangan heran jika sistem kekebalan tubuh tiba-tiba menukik turun dengan drastis. Sebuah penelitian di bidang psikoneuroimunologi menunjukkan, betapa banyak dampak emosi terhadap sistem kekebalan tubuh kita. Dan itu bukan akibat dari stres saja, depresi juga dapat berkontribusi untuk memperlemah sistem kekebalan tubuh, sama halnya seperti perasaan terasing dan kesepian, demikian menurut American Psychological Association.
4. Depresi dan cemas
Kehidupan sehari-hari yang penuh stres dapat menyebabkan depresi klinis pada mereka yang mungkin rentan, begitulah menurut situs kesehatan WebMD. Penelitian dari Harvard University juga menegaskan bahwa stres kronis dapat meningkatkan kecemasan.
Ketika Anda sedang berjuang dengan perasaan sedih dan trauma, langkah pertama untuk menghindari masalah kesehatan mental adalah mencari bantuan orang sekitar yang Anda percaya misalnya Ibu atau sahabat, kata Hall. Anda tahu bahwa orang yang dulu Anda andalkan untuk mendapatkan dukungan sekarang justru menjadi sumber stres. Maka itu, carilah sumber-sumber dukungan baru.
5. Krisis identitas